Menulusuri Bisnis Prostitusi Lewat Aplikasi Chatting di Tasikmalaya


DEJABAR.ID, TASIKMALAYA – Zaman semakin canggih, sekarang hampir setiap aktifitas sudah menggunakan teknologi baik itu dalam hal jual beli maupun sharing informasi.

Mengenai jual beli, ada hal yang menggelitik dari setiap aplikasi chatting yang ada yang bisa di download di android.

Ada beberapa aplikasi chatting yang sering digunakan oleh orang untuk menjual barang bahkan tubuh.

Sesuai penelusuran dejabar.id, ada dua atau tiga aplikasi yang digunakan sebagai tempat jual beli esek-esek, tak tanggung-tanggung mereka pengguna khususnya perempuan dengan vulgar memasang tarif.

Di Tasikmalaya sendiri, banyak para penjaja seks komersial menjual dirinya lewat bebarapa aplikasi. Ragam alasan mereka utarakan guna menjalani usaha mereka.

Dari sebagai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun tuntutan gaya hidup. Seperti yang di utarakan R (26) warga Kabupaten Tasikmalaya kepada dejabar.id.

R mengaku sering menjual dirinya karena kebutuhan ekonomi, namun ia hanya mau berhubungan dengan pria kaya.

“Ya saya suka nyari om-om yang tajir aja. Karena mereka pasti banyak duitnya. Ada duit saya layani, tidak ada mah diam saja,” ungkap R.

Dia mengaku, memilih kehidupan seperti itu karena dirinya tidak memiliki keahlian jika bekerja dengan orang lain.

“Saya hanya lulusan SD, jadi sekarang cari kerja apalagi buat lulusan sd seperti saya sangatlah tidak mungkin,” tambahnya.

Dalam sekali kencan, R mengutarakan memberikan tarif sekitar 500 rb untuk sekali keluar.

“Pokonya satu kali orgasme saya tarif 500 ribu rupiah. Itu sudah bersih,” terangnya.

Dalam transaksi via aplikasi chatting, R mengaku langsung berkomunikasi dengan konsumen tanpa ada perantara dan biasanya mereka main di hotel maupu kos-kosan.

“Langsung menghubungi saya saja lewat japri di aplikasi. Tidak menggunakan perantara, karena nanti hasilnya gak mau dibagi dua. Namun paling ada teman yang nawarin, kalau sekiranya cocok langsung diambil,” ujarnya.

Ia mengatakan, entah sampai kapan usahanya itu ia jalankan. Namun harapannya jika ada yang cocok untuk pendamping hidup mungkin akan berhenti.

“Saya orangnya nakal, jadi nggak tahu sampai kapan saya menjalai hal ini. Berharap juga ada pendamping yang cocok namun, ada gak ya mau menerima saya,” pungkasnya. (Ian)