Press ESC to close

Mengenal Tari Ronggeng Bugis, Tari Tradisional Asal Cirebon yang Bernuansa Komedi

  • March 16, 2019

DEJABAR.ID, CIREBON – Ada yang unik dari acara pembukaan Pameran Integrated Art Ikatan Alumni Seni Rupa ITB dalam rangka Muhibah Budaya ke Cirebon di Gedung Negara, Krucuk, Kota Cirebon, Sabtu (16/3/2019). Jika biasanya pembukaan dihibur dengan Tari Topeng, kali ini dihibur dengan Tari Ronggeng Bugis atau Tari Telik Sandi dari Sanggar Tari Pringgading.
Jika dilihat dari namanya, mungkin masyarakat akan mengira jika tari ini berasal dari Bugis, Sulawesi Selatan. Tetapi nyatanya, tarian ini berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tarian ini merupakan pergelaran tari komedi yang dimainkan oleh satu atau beberapa penari laki-laki yang menggunakan busana wanita. Busana yang digunakan adalah busana mirip badut yang mengundang gelak tawa. Hal tersebut merupakan ciri khas dari tarian ini.
Menurut salah satu pelaku seni Cirebon, Ikhwan, nama tari ini berasal dari dua kata yaitu Ronggeng dan Bugis. Secara umum, Ronggeng adalah penari wanita. Sedangkan Bugis adalah nama sebuah suku di Sulawesi Selatan. Awal mulanya dinamakan seperti itu, dikarenakan pada masa Sunan Gunung Jati, dia membuat suatu strategi untuk memata-matai Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan melakukan penyamaran sebagai seorang penari ronggeng, yang dilakukan oleh pasukan Bugis yang ada di Cirebon kala itu.
“Saat itu, Sunan Gunung Jati menyatakan merdeka dan terbebas dari Kerajaan Pakuan Pajajaran, sehingga dia membuat strategi untuk memata-matai dengan melakukan penyamaran,” jelasnya saat ditemui dejabar.id di sela acara Pameran Integrated Art Ikatan Alumni Seni Rupa ITB dalam rangka Muhibah Budaya ke Cirebon di Gedung Negara, Krucuk, Kota Cirebon, Sabtu (16/3/2019).
Berdasarkan sejarahnya, pada saat daerah Cirebon terbebas dari kekuasaan Kerajaan Maharaja Pakuan Pajajaran, Sunan Gunung Jati menyatakan kemerdekaan. Lalu Sunan Gunung Jati membentuk sebuah kelompok yang dinamakan Pasukan Telik Sandi. Pasukan ini bertugas untuk melakukan kegiatan spionase di wilayah Pajajaran untuk mengetahui deklarasi kewenangan penuh negara Islam di Cirebon.
Pada saat itu, Kerajaan Cirebon dibantu oleh pasukan Bugis yang ada di Cirebon. Dengan menyamar sebagai ronggeng yang biasanya dilakukan oleh wanita ini, digantikan oleh pria yang berdandan layaknya seorang penari wanita. Dari penyamaran yang dilakukan oleh para pasukan yang bermacam-macam jenisnya tersebut, akhirnya membawa kemenangan bagi misi pasukan Sunan Gunung Jati.
Atas dasar penyamaran tersebut juga munculah Tarian Ronggeng Bugis, yang semua penarinya adalah laki-laki dengan make up dan aksesoris perempuan. Juga mempunyai pandangan unik dan melambangkan keagungan sekelompok prajurit Sunan Gunung Jati dalam mengabdi kepada bangsa dan negaranya, walaupun cara apapun dilakukan asalkan tidak melanggar ketentuan yang diajarkan oleh agama.
“Hingga sekarang tarian ini menjadi seni pertunjukkan rakyat yang sangat menghibur,” jelasnya yang juga pernah berkecimpung menjadi salah satu penari Ronggeng Bugis di sanggar tari.
Gerakan yang dilakukan dalam tarian ini menimbulkan kesan lucu, karena setiap gerakan mereka harus selalu waspada pada saat menjalankan suatu penyamaran, takut diketahui oleh para musuhnya. Meskipun dalam pelaksanannya lumayan sulit, karena terkadang sifat laki-lakinya muncul pada saat menari. Pakaiannya sendiri terdiri dari semacam kemeja perempuan bermotif, kain batik, selendang, serta aksesoris seperti bunga yang diletakkan di kepala.
“Tari Ronggeng Bugis ini ialah salah satu dari banyaknya tarian tradisional yang ada di Jawa Barat. Tapi sayang, tari ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat,” pungkasnya.(Jfr)
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *