DEJABAR.ID, PANGANDARAN – Ratusan pelajar dan masyarakat warga Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran mengikuti pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami di kawasan Samudera Hindia yang berlangsung selama dua hari Rabu-Kamis (05-06/9/18).
Latihan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami di kawasan Samudera Hindia tersebut selain dilaksanakan di Pangandaran, juga dilaksanakan serentak di 24 Negara yang berbatasan dengan samudera hindia.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena menyebutkan bahwa Kabupaten Pangandaran diketahui salah satu wilayah yang rawan bencana baik gempa bumi, tsunami dan juga longsor.
“Pangandaran menempati posisi ke-16 se-Indonesia dan posisi ke-3 di Jawa Barat. Maka dari itu kami tidak henti-hentinya memberikan pengetahuan tentang tatacara penanganan atau menghindari bencana melalui pelatihan ini,” ujarnya kepada DEJABAR,ID, Kamis (6/9/18).
Ruhena mengatakan dalam kegiatan Indian Ocean Wave Exercise (Iowave) 2018 ini berlangsung selama dua hari. Sementara kegiatan ini diikuti oleh 12 BPBD yang ada di Jawa Barat dan juga BMKG serta melibatkan pelajar dan masyarakat.
“Tentunya kegiatan ini sangat penting dan manfaatnya sangat besar sebagai edukasi masyarakat tatkala menghadapi musibah alam,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Fasilitator BMKG, Toni, menambahkan bahwa tim fasilitator dari BNPD dan ITB dalam kegiatan ini berkesempatan merancang proses bagaimana seharusnya ketika di wilayah pesisir samudera hindia itu menghadapi musibah tersebut.
“Dengan adanya praktik langsung di lapangan, diharapkan dapat memberikan bagaimana secara teknis yang seharusnya. Namun, yang paling penting bagi masyarakat di pesisir pantai ketika ada bencana tsunami jangan sampai panik. Akan tetapi mereka harus berusaha menyelamatkan diri dan menolong warga lain yang terkena musibah.” tukasnya. (dry)
Leave a Reply