DEJABAR.ID, CIREBON – Berawal dari seringnya para wanita merasakan nyeri saat haid, membuat Dessy Melani (32) ingin memproduksi jamu buatan sendiri. Karena itu, lahirlah produk jamu home industri dengan label Jamu Fafira, yang diambil dari gabungan nama tiga anaknya.
Awalnya, dengan bermodal rasa ingin tahu dan coba-coba, Dessy mempelajari resep-resep pembuatan jamu yang bersumber dari Google dan buku-buku. Kemudian dia meraciknya sendiri dengan bahan-bahan herbal dan alami. Awalnya, dia beberapa kali gagal. Namun akhirnya, dia berhasil membuat sebuah ramuan jamu yang menyehatkan.
“Saya coba cari di Google. Awalnya sempet gagal berkali-kali. Tapi akhirnya berhasil juga,” jelasnya saat ditemui dejabar.id di bazar di halaman parkir Rumah Sakit Umum Gunung Jati, Jl. Kesambi Kota Cirebon, Sabtu (1/8/2018).
Dessy menjelaskan, awalnya, dia membuat jamu berbahan beras kencur, yang biasa dikonsumsi untuk suaminya. Namun, karena cepat basi dan tidak tahan lama, maka dia mengganti bahannya menjadi kunyit asam.
Alasan diganti dengan kunyit asam ini, Dessy mengaku jamunya bisa tahan dua minggu. Sedangkan di freezer bisa sampai sebulan. Selain itu, kunyit asam juga memiliki banyak manfaat.
“Saya sengaja tidak memakai bahan pengawet, karena mau memakai bahan-bahan alami saja,” terangnya.
Adapun beberapa khasiatnya, lanjut ibu empat anak tersebut, diantaranya adalah membersihkan organ kewanitaan, mengurangi nyeri haid, mengatasi haid tidak teratur, meningkatkan stamina tubuh, mengatasi bau badan, menetralkan racun dalam tubuh, mencerahkan kulit, dan masih banyak lagi.
“Tidak hanya cocok untuk wanita saja. Buat laki-laki, anak-anak, bahkan lansia pun bisa menikmatinya. Jamu kunyit asam ini murni terbuat dari bahan alami, sehingga tidak menimbulkan efek samping,” tuturnya.
Dessy menceritakan, pernah ada salah satu pelanggannya yang sebelum rutin mengkonsumsi jamu miliknya, mengaku sering mengalami permasalahan perihal haid. Bahkan pernah dalam satu bulan darah haid tersebut tidak keluar. Dan setelah mengonsumsi jamu tersebut, siklus haidnya kini berangsur lancar.
Usaha produksi jamu kunyit asam tersebut, lanjut Dessy, telah dia jalankan sejak akhir tahun 2016 lalu. Dalam sehari, dirinya mampu menghabiskan hingga 1 kg kunyit, 1 kg asam, dan sebanyak 2,5 kg gula merah. Kemudian, jamu kunyit asam itu dikemas ke dalam botol kecil berukuran 250 ml, yang dibanderol hanya Rp 5.000 per botolnya.
Dalam sehari, Dessy mengaku mampu memproduksi 70-75 botol jamu kunyit asem perhari, yang dia pasarkan secara online seperti, di Instagram, Facebook, Bukalapak, dan di pameran-pameran UKM.
“Alhamdulilah dengan adanya usaha ini, bisa membantu perekonomian keluarga. Dan juga, masih bisa mengurus pekerjaan sebagai rumah tangga,” pungkasnya.(jfr)
Berawal Mengatasi Nyeri Saat Haid, Ibu Ini Produksi Jamu Herbal Sendiri
Next Post
Leave a Reply