DEJABAR.ID, MAJALENGKA-BIJB Kertajati sedang mempercepat tumbuhnya kawasan bisnis di aerocity. Bersama Pemprov Jabar pihaknya akan mengenjot kawasan bisnis di aerocity.
Hal tersebut dilakukan guna meramaikan kehadiran BIJB Kertajati dan dampak positifnya bagi daerah penyangga. Apalagi, lokasi BIJB Kertajati berada di Kabupaten Majalengka.
Hal itu dikatakan, GM BIJB Kertajati, Ari Widodo, seusai menghadiri Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka 2018-2023, di Gedung Sindangkasih Majalengka, Senin (15/4/2019).
Menurut dia, BIJB merupakan bandara yang benar-benar baru, maka hal yang paling cepat dilakukan untuk meramaikan BIJB adalah memindahkan sebagian penerbangan dari Bandara Hussein.
Selain itu, tambah Ari, dengan cara memaksimalkan perjalanan umroh. Dia berharap, runway BIJB sepanjang 3 Km di awal bulan Mei 2019 sudah diverifikasi dan difungsikan.
“Setelah itu, kita akan melakukan percepatan terhadap umroh ini. Tapi sayangnya pas saat itu bisa dioperasikan, bertepatan dengan musim lebaran. Kemungkinan maksimal pemberangkatan umroh di bulan September,” ungkapnya.
Ari menjelaskan, dalam proses AMDAL di bulan Juni untuk pembangunan 4 tower di aerocity, pihaknya sudah bertemu beberapa investor yang tertarik untuk melakukan kerja sama di seluruh cluster yang masih kosong.
“Investor sangat tertarik dengan proyek besar yang terintegrasi dengan segitiga rebana. Hal yang mendasar yang disampaikan oleh para investor adalah belum adanya aksesibilitas di dalam aerocity. Jadi jalan-jalan utama yang menghubungkan konektivitas Cisumdawu menuju bandara, saat ini sepanjang 11 Km itu belum ada yang akan membangun dengan nilai proyek Rp 580 Miliar,” sebutnya.
Terkait potensi segitiga rebana, sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil juga mengungkapkan, bahwa Majalengka terdapat proyek aerocity Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Subang kini sedang dibangun Pelabuhan Internasional Patimban dan Cirebon dengan segudang potensinya.
Segitiga Rebana ini akan menjadi kawasan paling maju, futuristik di masa depan. Sehingga industri-industri khususnya padat karya akan di pindah ke sana. Pabrik-pabrik sepanjang Citarum selama ini membuat plus minus bakal pindah ke sana.
Emil mengaku sudah bertemu dengan Apindo Jabar untuk membahas rencana tersebut. Dia juga menyiapkan langkah-langkah agar proyek ini terealisasi.
Di tahun ini, pihaknya juga akan melakukan kajian sebagai langkah persiapan pengembangan kawasan khusus itu, sehingga pada 2020 diharapkan sudah mulai konstruksi.(jja)
Leave a Reply