Press ESC to close

Hebat, Komunitas Tanpa Batas Mengajar Anak Jalanan

  • September 8, 2018

DEJABAR.ID, BANDUNG – Komunitas yang memiliki nama “Tanpa Batas” ini adalah sebuah komunitas yang peduli terhadap dunia pendidikan anak jalanan dan kaum marjinal yang berada di Kota Bandung.
Berdasarkan sejarahnya komunitas ini didirikan pada bulan April 2017 di Kota Bandung oleh kaum muda Kota Bandung yang memiliki rasa peduli untuk anak-anak jalanan.
“Awalnya komunitas ini dibentuk oleh lima pengurus tahun lalu, lambat laun mereka open volounter yang mengajak anak muda lain untuk bergabung, nah jadilah kita sekarang,” ujar Ananda selaku anggota aktif Komunitas Tanpa Batas kepada Reporter Dejabar, Sabtu (8/9/2018).
Saat ini agenda tetap Komunitas Tanpa Batas ini adalah Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM yang dilakukan di dua wilayah berbeda. Hari Sabtu KBM berlangsung di Perempatan Samsat Kiaracondong yang dilakukan setiap sekali seminggu pukul 16.00 WIB dan hari Minggu di Perempatan BIP Dago dijam yang sama.
Sesuai dengan namanya “Komunitas Tanpa Batas” murid-murid yang diajar pun berbeda mulai anak SD sampai SMA. “Sesuai namanya tanpa batas, yang kita ajari pun sama, semua tanpa batas. Mulai anak SD, SMA dan ada juga yang sudah putus sekolah bahkan yang tidak sekolah sekalipun,” tambahnya.
Tak hanya mengajar, komunitas ini juga mengajak para orangtua murid yang diajar untuk memberikan edukasi bahwasanya pendidikan itu sangat penting. Sesuai dengan visi dan misinya komunitas ini juga ikut mendukung memenuhi kebutuhan pendidikan formal bagi anak muridnya.
“Kita juga membantu mereka untuk membuka jalan agar anak-anak sekolah dengan cara membantu mengurus berkas mereka ke sekolah,” tambahnya lagi.
Komunitas ini juga sering melakukan kolaborasi dengan komunitas lain, contohnya komunitas dongeng. Anak-anak ajak untuk belajar sambil mendongeng.
Namun komunitas ini memiliki sedikit permasalahan dalam menentukan tempat belajar. Karena minimnya tempat, komunitas ini hanya dapat meminjam tempat yang berukuran kecil milik warung nasi yang alasannya dilapisi banner-banner bekas yang masih layak pakai. Untungnya memilki atap dari seng, ketika hujan mereka tidak perlu khawatir. Namun berkat kerja keras dan semangat anak-anak komunitas ini tetap masih bisa melakukam aktivitas belajar.
“Saya dan komunitas, berharap semoga dengan adanya kita, anak-anak bisa belajar, dapat ilmu. Berharap juga pemerintah bisa melirik komunitas ini,” tutupnya. (eca)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *