BANDUNG,- Setelah 37 tahun, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Membangun bertransformasi menjadi universitas.
Perubahan status tersebut juga diikuti dengan penambahan empat program studi baru.
Selama berstatus STIE, Inaba hanya memiliki dua prodi, yakni Manajemen (S1 dan S2) dan Akuntansi (S1).
Dengan perubahan ini, prodi di perguruan tinggi tersebut bertambah dengan hadirnya Psikologi, Komunikasi, Sistem Informasi, dan Sistem Komputer untuk jenjang S1. Pendaftaran untuk jenjang tersebut sudah mulai dibuka pada tahun ini.
Dosen Universitas Inaba, Moch Mukti Ali menerangkan, banyaknya tantangan di masa mendatang terlebih dengan adanya Covid-19, perubahan ini menjadi suatu keniscayaan bagi pihaknya.
“Jadi transformasi STIE Inaba menjadi universitas adalah untuk menjawab tantangan yang ada, juga membuka kesempatan yang lebih luas. Dan kita tahu sebuah organisasi harus adaptif dan adopsi dengan kondisi yang ada saat ini, utamanya ditengah pandemi Covid-19,” ujarnya di aula Kampus Universitas Inaba, Jalan Soekarno-Hatta No 448, Kota Bandung, Senin (31/5).
Mukti menekankan, pihaknya mengikuti tren yang ada saat ini, seperti youtuber maupun vlogger.
Maka itu, pada prodi yang baru ini pihaknya mengonsentrasikan mahasiswanya ke arah tersebut.
Apalagi, youtuber di masa sekarang ini cukup menjanjikan. Bahkan, pihaknya bekerja sama dengan perusahaan properti untuk membuka prodi Magister Manajemen Properti.
“Karena kita satu-satunya yang akan membuat Magister Manajemen Properti di Indonesia, sehingga stakeholder properti bisa melanjutkan sekolah di kami dan menyandang gelar magister properti,” tuturnya.
Mukti mengemukakan, jika pihaknya memberikan beasiswa kepada para influencer, karena mereka telah melakukan suatu yang riil dan memengaruhi banyak orang.
Oleh karenanya, program kemahasiswaan Inaba akan berinovasi menuju ke arah yang sedang tren saat ini.
“Bahwa pendidikan itu untuk semua. Itu yang kita tekankan sekarang. Maka itu kami berharap dengan transformasi sebagai universitas, bisa memberikan kontribusi lebih terhadap negara,” cetusnya.
Di tempat sama, Kepala Humas Universitas Inaba Ari Hendro Saputra mengungkap, jika pihaknya memiliki program unggulan seiring perubahan dari sekolah tinggi menjadi universitas, yakni beasiswa akademik, non akademik, dan lainnya.
“Dan mahasiswa Inaba sebelum lulus, bisa dijamin kerja baik di BUMN, BUMD, perusahaan lokal maupun asing. Jadi sebetulnya empat prodi yang baru ini untuk menjawab tantangan 4.0,” ucapnya.
Ari mengklaim, lulusan Inaba selama ini banyak yang bekerja di BUMN, BUMD hingga perusahaan swasta baik lokal maupun asing.
Pasalnya, sebelum lulus mahasiswa ditempa melalui proses magang, agar siap ketika masuk ke dunia kerja yang sebenarnya.
Program magang selama ini dilakukan di sejumlah BUMN dan BUMD.
“Kami juga mengeluarkan sertifikasi kompetensi bagi para mahasiswa sebagai bukti bahwa mereka memiliki kemampuan. Seperti yang kita ketahui, sekarang untuk mencari pekerjaan itu sertifikasi sangat dibutuhkan,” terangnya.
Tak hanya itu, para mahasiswa juga dijejali mata kuliah kewirausahaan. Mata kuliah itu menjadi wajib, dengan harapan bisa menjadi pegangan bagi mahasiswa ketika mereka lulus kuliah.
“Artinya ketika mereka tidak siap bekerja, maka berwirausaha bisa menjadi alternatif. Dan mereka sudah memiliki bekal untuk melakukan hal itu,” katanya.
Universitas Inaba juga memiliki sejumlah kegiatan non-akademik yang menjadi unggulan. Mulai dari paduan suara mahasiswa, karate, teater mahasiswa (Temma 23), himpunan mahasiswa pecinta alam (Ranger), basket, jurnalistik (Tripod), lembaga dakwah kampus hingga tim futsal. (*)