Press ESC to close

Jumlah Pengangguran di Subang Tercatat ada 67 ribu

  • October 1, 2019

dejabar.id, Subang – Realita angka penganguran di Subang setiap tahunnya trennya cenderung bergerak naik. Usia kerja di Subang sebanyak 1.2 juta lebih. Sebanyak 790 ribu sudah bekerja, baik di dalam maupun di luar negeri, sementara sebanyak 67 ribu masih menjadi pengangguran, sisanya memilih berwiraswasta

“Saat ini tercatat ada sekitar 67.000 warga Subang masih menganggur belum terserap kerja dan setiap bulannya para pencari kerja lebih dari 3.000 orang namun yang diterima kerja hanya sekitar 10% saja atau sekitar 300 orang,” ujar Kadisnaker Subang Kusman Yuhana dalam acara Workshop Milenial dengan Tema Relevansi Pendidikan dan Dunia Kerja di Dilagas Cafe Kelurahan Pasirkareumbi, Subang, Senin (30/9/2019).

Kusman menjelaskan terdapat tiga faktor yang menyebabkan angka pengangguran sulit diturunkan. Pertama, lowongan kerja yang tidak terinformasikan secara baik. Kedua, ketidaksesuaian antara keterampilan dan kebutuhan bursa kerja. Terakhir, jumlah lowongan yang terbatas.

Dilihat dari pencari kerja, Kusman juga mengatakan, umumnya para pencari kerja di Subang Lulusan SMA. Dari sekitar 13 Ribuan lulusan SLTA, setiap tahunnya masih memilih untuk bekerja ketimbang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

“Data hasil analisa, dari 13 ribu lulusan setiap tahunnya, hanya 20 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi, sisanya memilih kerja dan mencari pekerjaan,” kata Kusman.

Fenomena ini, kata Kusman menjadi masalah baru bagi bagi generasi muda ke depan. Dia berharap, fenomena itu harus diputar balik, lulusan SLTA lebih banyak melanjutkan pendidikan ketimbang bekerja.

“Pendidikan, apapun alasannya penting dan perlu. Dalam proses ini, bisa menjadi media untuk menguatkan skill. Muaranya, saya berharap banyak anak-anak muda memilih sebagai penyedia lapangan kerja melalui usaha kreatuf, ketimbang harus bekerja di tempat lain,” jelasnya.

Dikatakan Kusman, Kita harus duduk bersama menciptakan lapangan kerja dan membuka kerjasama antara lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi dengan pihak perusahaan untuk rekrutmen tenaga kerja sesuai kebutuhan perusahaan.

“Mudah-mudahan dengan duduk bersama atau MoU perguruan tinggi dan perusahaan dalam hal pengadaan tenaga kerja profesional bisa mengurangi pengangguran dan para lulusan perguruan tinggi bisa tersalurkan,” katanya. (Ahy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *