Press ESC to close

Kisah Para Pedagang Kembang yang Sudah Empat Generasi di TPU Jabang Bayi Cirebon

  • June 7, 2019

DEJABAR.ID, CIREBON – Jika melewati Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jabang Bayi, Kesambi, Kota Cirebon, maka akan didapati pedagang kembang untuk berziarah yang berjejer di pinggir jalan area pemakaman. Mereka menyediakan aneka kembang tujuh rupa beserta perlengkapan lainnya yang digunakan untuk berziarah.
Keberadaan pedagang-pedagang kembang tersebut sangat membantu para pengunjung yang akan berziarah ke TPU Jabang Bayi. Karena kebanyakan, para peziarah ini datang dari luar kota Cirebon, sehingga mereka tidak perlu repot-repot membawa kembang tujuh rupa untuk berziarah.
Di situ disediakan berbagai macam kembang tujuh rupa seperti melati, mawar, cendana, soka, selasih, kingkong, dan pacar air. Selain itu, ada air mawar, kemenyan, dupa, air mawar, dan lain-lain.
Menurut salah satu pedagang kembang, Nengsih, para pedagang kembang di area TPU Jabang Bayi ini sudah lama ada dan dilakukan secara turun-temurun. Dirinya menceritakan, awal mula adanya pedagang kembang di TPU Jabang Bayi ini sudah ada ketika masih ada buyutnya. Karena yang pertama kali berdagang, adalah sang buyut.
“Karena buyut asli orang sini, jadi sudah turun-temurun usaha dagang kembang ini. Saya berarti generasi keempat, meskipun baru berdagang,” jelasnya saat ditemui dejabar.id di TPU Jabang Bayi, Kesambi, Kota Cirebon, Jumat (7/6/2019).
Nengsih menceritakan, banyak suka duka selama berdagang kembang ini. Sukanya adalah pada momen lebaran, di mana banyak orang yang berziarah ke makam. Sehingga mereka berbondong-bondong membeli kembang untuk berziarah. Bahkan, dia bisa mendapatkan omset Rp 1 juta dalam sehari saja.
Namun dukanya, jika hari-hari biasa yang sepi pembeli. Karena kembang-kembang ini hanya bisa bertahan sekitar 3 hari. Jika lebih dari itu, maka akan busuk dan harus diganti dengan yang baru.
“Rugi gak rugi, karena kalau udah lewat tiga hari ya harus diganti,” jelasnya.
Untuk mendapatkan kembang-kembang ini, lanjutnya, berasal dari pengepul. Untuk kembang melati, biasanya didapatkan dari pengepul di Tegal. Sedangkan kembang-kembang lainnya, hanya di sekitaran Cirebon saja.
Nengsih tidak mematok harga pasti untuk bunga yang dijualnya. Meskipun ada yang membeli Rp2000, tetap dilayani. Hanya saja, komposisi bunganya tidak lengkap.
“Ada yang minta melati dan mawar saja. Kalau lengkap untuk kembang tujuh rupa biasanya Rp5000,” pungkasnya.(Jfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *