DEJABAR.ID, BANDUNG – Bercerita tentang trauma dan gangguan batin ada cara yang unik yang dilakukan oleh komunitas yang berdiam di Kota Bandung ini. Komunitas Kokomang namannya.
Komunitas Kokomang yang didirkan pada bulan Januari 2018 ini merupakan komunitas yang memfasilitasi para anak-anak dan anak muda yang mengalami masalah trauma atau luka batin dengan cara menulis dan mendongeng.
Yessy Afrilly Frederika selaku pendiri komunitas ini memiliki cerita kecil yang sedikit agak rumit dibandingkan teman-temannya pada saat itu. Dia memiliki permasalahan healing yang cukup panjang dan sedikit lebih rumit. Nah, dari situlah Yessy mempunyai ide untuk membuka Komunitas ini.
“Sebenarnya aku dulu survivor dan memiliki proses healing yang cukup panjang dan emang kebetulan dari kecil aku suka membaca dongeng, kemana-mana aku selalu membawa buku dongeng,” ujarnya kepada tim DEJABAR.ID, Sabtu (1/9/2018).
Sebelumnya Yessy juga menjelaskan bahwa dulu dia pernah menonton film korea yang berjudul “hope”. Hope sendiri bercerita tentang seorang anak perempuan yang mengalami pemerkosaan parah hingga mengalami trauma berat. Hope, nama si anak ini, takut melihat papanya. Takut melihat laki-laki. Lalu Papanya berinisiatif untuk memakai kostum Kokomang, kartun kesayangan Hope. Nah, dari sinilah Yessy terinspirasi memilih nama komunitas ini menjadi Komunitas Kokomang.
Pada saat memiliki ide membuat komunitas ini, Yessy dibantu oleh dua temannya, yaitu Farida dan Maria. Farida merupakan teman Yessy yang dipertemukan di salah satu kegiatan volunteer untuk teman-teman tunanetra dan Maria adalah teman satu kerjaannya dulu. Lambat laun Yessy dan dua temannya mendapatkan banyak anggota yang siap membantu Komunitas Kokomang beraktivitas dan berkembang.
Dongeng dan menulis merupakan cara yang dipilih untuk melakukan proses healing. Dengan menulis dan mendongeng para peserta diajak untuk bercerita mengenai permasalahan dunia anak-anaknya dulu. “Karena dengan kegiatan menulis dan mendongeng mereka bisa merasa bahwa ada tempat atau wadah untuk menampung dan menyalurkan permasalahan mereka,” tambahnya.
Agenda Komunitas ini ada dua yang berjalan lancar. Pertama Klub Menulis Anak yang mengajak anak-anak untuk menulis dan mendongeng sejak dini dan Healing atau Sharing kepada anak muda yang memiliki permasalahan akan batin atau trauma. Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam sebulan dan dilakukan di macam-macam tempat seperti Balai Kota atau Perpustakaan Bandug Creative Hub.
“Cita-cita komunitas ini saya berharap kita memiliki Treatment Center untuk orang-orang yang dikelilingi oleh kebun dan taman bunga, yah semoga aja bisa,” tutupnya. (eca)
Leave a Reply