DEJABAR.ID, MAJALENGKA-Lembaga Seni dan Budaya Muslimin (Lesbumi) PBNU Indonesia menunjungi Sekretariat Slankers Fans Club (SFC) Kabupaten Majalengka, di kampung Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Selasa (19/3/2019).
Sekretaris Lesbumi PBNU, KH Uki Marzuki Solihin mengatakan, dalam kunjungannya itu, pihaknya membahas perkembangan budaya baru. Yakni internet dan sosial media, dengan tujuan untuk menyikapi berbagai macam pemberitaan yang ada disana.
“Kami adakan ini untuk membuat rumusan penyadaran atas berkembangnya budaya baru di internet. Diskusi tersebut juga memetakan potensi dan kekuatan Lesbumi NU berperan di masyarakat,” katanya.
Selain itu, Lesbumi juga berencana mengadakan pelatihan Manjemen Organisasi Kesenian bersama dengan peserta komunitas-komunitas seni tradisi di daerah tersebut.
Menurut dia, selama ini komunitas-komunitas seni tradisi berbentuk paguyuban, belum dibentuk dengan organisasi modern.
“Sebetulnya itu tak masalah. Pelatihan ini lebih merapikan lagi bagaimana pengorganisasiannya. Bentuk organisasinya terarah,” ungkapnya.
Uki menambahkan, pelatihan ini juga mendorong komunitas seni tradisi untuk meningkatkan kesadaran pendokumentasian baik foto, audio maupun video, pengarsipan data, tulisan dan pembuatan profil mereka sendiri.
Sebab, kata dia, hal itu sangat berguna tidak hanya bagi komunitas tersebut, melainkan bagi orang lain yang meminatinya. “Zaman sekarang dituntut menyajikan data faktual,” ujarnya.
Mereka juga, lanjut dia, nantinya diajak berlatih soal bagaimana cara memperkenalkan diri kepada pihak-pihak tertentu supaya aktivitas mereka selama ini diketahui masyarakat yang lebih luas. Supaya nantinya tidak hanya pentas di kampung-kampung, tapi di tingkat nasional dan internasional.
Sementara itu, ketua SFC Majalengka, Amien halimi mengungkapkan, kunjungan dan diskusi itu dirasa perlu karena banyak kesenian Indonesia memiliki image negatif, padahal dulunya sebagai media dakwah Islam.
“Lawan kita ini budaya-budaya negatif. Lesbumi punya potensi besar masuk di berbagai macam budaya dan lingkungan masyarakat,” ucapnya.
Selama ini, sambung Amien, pondok pesantren dan madrasah diniah menjadi kekuatan NU menopang negara. Oleh karenanya, Lesbumi harus bisa mewarnai perjuangan itu sekaligus jadi pembeda dengan organisasi lainnya.
SFC juga memilik bengkel bambu merdeka, dalam kunjungan itu, Uki memiliki ketertarikan memainkan alat musik belentung dari bahan baku bambu. Bahkan mereka juga merancang persiapan pelatihan barista coffe ala NU di kedai kopi lingkungan sekretariat Slankers Majalengka.
“Gus uki juga rencana mengajak seniman yang berada disini untuk main musik etnik di PBNU Jakarta dalam gelar budaya Lesbumi yang tiap tahun diselenggarakn oleh badan otonom NU ini,” tukasnya.(jja)