Press ESC to close

Maestro Batik Singaparna Jual Konsep Batik Unik ke Pekalongan karena Tak Diperhatikan Pemerintah Tasikmalaya

  • January 11, 2019

DEJABAR.ID, TASIKMALAYA – Punya konsep motif batik yang cukup mumpuni, namun terkendala dengan peralatan dan sarana pendukung lainnya untuk memproduksi batik, Abah Ade Darlin, seniman sekaligus konseptor batik Singaparna terpaksa menjual konsep dan desain batik yang dibuatnya kepada temannya dari Pekalongan.
Namun hasil dari penjualannya itu terkadang tidak ada fee yang mengalir ke kantong pribadinya. Hal tersebut menurutnya merupakan hal yang canggung bila berbisnis dengan teman. “Bingung kalau sama teman mah, mau menggugatnya pun da yang namanya teman mah suka malu,” ungkapnya kepada dejabar.id di rumahnya, Kamis (10/01/2019).
Namun Abah Ade juga tak menampik kalau temannya itu suka ngasih sesuatu tapi itu kalau mereka bertemu. “Ada sih ngasih, tapi kalau ketemu aja, kalau tidak mah ya tidak ada,” tambahnya.
Ia melanjutkan, untuk saat ini, karena tidak ada pemasukan, pengiriman konsep kepada temannya itu dihentikan dulu. “Sudah engga, ya dulu mikirnya nggak ke sana, sekarang mah kalau dipikir-pikir rugi juga, kita yang mikir dan bikin konsep, mereka yang untung,” lanjutnya.
Dan dibalik semua itu, ada satu hal yang mengganjal di diri Abah Ade yang terpaksa membagi konsepnya itu dengan temannya, yakni belum adanya perhatian dari pemerintah Kab Tasikmalaya. “Belum ada dari pemerintahan mah, dulu sempat ngobrol-ngobrol sama dinas terkait setelah kita ikut lomba dan menang, namun hanya sebatas ngobrol saja belum ada proses pengajuan,” terangnya.
Untuk itu, demi lestarinya batik singaparna, ia berharap ada perhatian dari pemerintah. “Mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah. Saya pingin batik singaparna eksis dan menjadi pusat batik di Kab Tasik khususnya,” harapnya.
Sementara, Bartis, Kabid Industri Non Agro, Dinas Perindag Kab Tasikmalaya, mengatakan, baru mendengar ada konseptor batik di Singaparna. “Yang saya tahu batik ya di Sukaraja yaitu batik Sukapura, saya baru tahu kalau di Singaparna juga ada,” terangnya kepada dejabar.id di kantornya.
Namun demikian, dirinya sangat beruntung dikasih kabar ada konseptor batik di Singaparna, menurutnya, ini menjadi kebetulan karena ada program study banding ke Jogja. “Kebetulan sekali, di kita tahun 2019 ini ada program study banding ke pengrajin batik di Jogja, ya jika ada di Singaparna kita akan coba data siapa tahu bisa ikut di program nanti,” tambahnya.
Dengan begitu, ia berharap dan meminta kepada Abah Ade untuk segera mendaftarkan karyanya tersebut ke Disperindag Kab Tasik. “Mudah-mudahan bisa ketemu, kalau bisa bawa saja konsep dan hasil batiknya ke sini, biar kita bisa melihat dan mendatanya,” pungkasnya. (Ian)
 
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *