DEJABAR.ID, CIREBON-Permasalahan sampah memang tidak ada habisnya. Karena, sampah selalu ada setiap harinya. Sehingga, jika telat saja dalam penanganan sampah, maka permasalahannya akan semakin membesar.
Menurut salah satu aktivis lingkungan sekaligus pensiunan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Anang Sudarna, sekitar 0,5 hingga 0,6 kg sampah dihasilkan perharinya setiap orang. Dari hasil tersebut, sekitar 50% adalah sampah organik atau yang mudah busuk, seperti sisa makanan, dan sebagainya. Sehingga, sampah ini akan terus dihasilkan setiap harinya.
“Bohong jika seseorang tidak menghasilkan sampah. Karena faktanya, mereka selalu menghasilkan sampah setiap harinya,” jelasnya saat ditemui Dejabar.id saat memberikan edukasi terkait program sampah di Sanggar Lingkungan Hidup, Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Kamis (10/1/2019).
Menurut Anang, permasalahan sampah ini bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dan akar masalah kerusakan lingkungan adalah manusia dengan berbagai profesinya. Kalau tingkat kesadaran masyarakat itu baik, maka otomatis 50% sampah berhenti di rumah masing-masing.
“Mereka bisa membuat lubang di tanah untuk tempat sampah organik, sehingga bisa dijadikan sebagai pupuk kompos,” tuturnya.
Dengan begitu, lanjutnya, beban pengelolaan sampah berkurang. Apalagi, sekitar 14% sampah rumah tangga berupa plastik, itu masih bisa mempunyai nilai jual. Untuk itu, dengan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan hidup yang bersih dan sehat, bisa dari aktivitas sehari-harinya.
Anang melanjutkan, dirinya juga bersama para pegiat lingkungan lainnya, mendidik kader-kader inti per desa di Jawa Barat hanya 20 orang. Ada yang berlatarbelakang pedagang, petani, dan lain-lain. Mereka diberi pelatihan sebanyak 8 kali pertemuan. Sehingga, dihasilkan sebuah rencana aksi, tergantung hasil identifikasi masalah.
“Di hampir semua desa, sampah adalah masalah. Jadi, ini yang harus kita bangun kesadaran kepada masyarakat. Sehingga akar permasalahan kerusakan lingkungan ini bisa diatasi,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply