DEJABAR.ID, MAJALENGKA – Sudah menjadi tradisi masyarakat yang tinggal di pedesaan dalam menyambut datangnya musim “Rendengan” atau menjelang musim penghujan. Mereka menggelar berbagai macam tradisi seperti munjungan dan tradisi bongkar bumi.
Kedua adat tradisi ini sudah sejak turun temurun dilestarikan oleh masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan. Munjungan dan bongkar bumi atau guar bumi ini, adalah kedua adat yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Bedanya hanya terletak di hari dan tempat pelaksanaanya saja. Dimana munjungan biasa di gelar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) waktu pelaksanaanya hari jumat. Tapi kalau bongkar bumi digelar pada hari rabu dan tempat pelaksanaanya di lahan pesawahan ataupun di halaman kantor desa.
Seperti yang laknsanakan di Desa Ligung Lor, Kecamatan Ligung, Majalengka ini, Ratusan warga sejak Rabu pagi (26/9/2018) datang berbondong bondong mendatangi halaman kantor desa, mereka masing-masing membawa nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya.
Tujuan mereka berkumpul adalah untuk menggelar doa bersama, agar didalam menyambut musim tanam hujan diberikan keberkahan.
Camat Ligung, Yoyo, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, tradisi bongkar bumi dan adat munjungan ini adalah sebuah adat tradisi warisan dari para leluhur. Kedua tradisi ini harus terus dilestarian dan yang terpenting dalam pelaksanaanya tidak bertentangan serta tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.
“Menurut saya adat dan tradisi ini harus terus dilestarikan, bahkan bila perlu lebih dikemas dan lebih meriah lagi. Artinya, dalam menggelar bongkar bumi ini tidak saja diisi dengan doa bersama, tapi juga ditambah dengan kegiatan yang lainnya. Seperti, tablig akbar atau kegiatan sosial lainnya,” katanya.
Sementara itu, Kades Ligung Lor, H. Ade Suntana menjelaskan, kegiatan bongkar bumi ini sudah biasa dilakukan warga disini, bahkan sudah menjadi agenda rutin tahunan. Disamping melakukan doa bersama, tradisi bongkar bumi ini juga untuk menjalin silaturahmi antara warga. Sehingga kebersamaan masyarakat disini akan semakin terjalin dengan baik.
“Intinya munjungan dan bongkar bumi ini adalah ritual warga menjelang musim rendengan atau musim menjelang musim hujan. Kita semua berharap dimasa tanamnya nanti para petani mendapatkan penghasilan yang berlimpah dan terhindar dari hama maupun penyakit,” ujarnya.
Sementara itu, hadir pada acara tersebut, selain Camat Ligung, Yoyo, juga hadir anggota DPRD Kabupaten Majalengka H. Nono Sudarsono, Ketua BPD, LPM dan tokoh masyarakat setempat serta ratusan warga masyarakat umum lainnya. (jja)
Leave a Reply