Dejabar.id, Cirebon – Rencana Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk pembangunan tempat pengelolaan akhir sampah (TPAS) di Desa Cigobang Wangi Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon, mendapatkan penolakan dari warga Pasaleman. Hal tersebut disampaikan melalui spanduk-spanduk yang berisi penolakan yang dipasang di beberapa tempat di wilayah Pasaleman.
Bahkan, saat Plt Bupati Cirebon Imron Rosadi mengadakan kunjungan ke Kecamatan Pasaleman dalam rangka pembukaan acara seni dan budaya peringatan ulang tahun Kecamatan Pasaleman, disambut oleh protes warga. Meskipun begitu, situasi berjalanan dan kondusif.
Menurut salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Pasaleman, Mulyadi, masyarakat Pasaleman menolak adanya rencana pembangunan TPAS di wilayahnya, karena akan menimbulkan berbagai dampak di lingkungan. Seperti pencemaran air, udara, kesehatan masyarakat yang terganggu, dan lain-lain.
“Sekarang ini sampah hanya dibakar saja, dan itu asapnya ke mana-mana yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan,” jelasnya saat ditemui dejabar.id di Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Rabu (21/8/2019).
Mulyadi melanjutkan, pada hari Kamis besok, beberapa perwakilan dari Pasaleman akan berdiskusi dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon, terkait solusi TPAS yang mendapat penolakan dari masyarakat.
“Kita tidak berdiam diri. Bahwa sampah ini masalah bersama. Nanti kami berikan solusi, agar sampah ini bisa diberdayakan,” tuturnya.
Mulyadi yakin, dengan Dana Desa yang ada, permasalahan sampah ini bisa menjadi solusi bersama. Namun, karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat secara menyeluruh, maka banyak masyarakat yang menolak.
Sedangkan menurut Plt Bupati Cirebon, Imron Rosadi, permasalahan TPAS ini akan didiskusikan terlebih dahulu dengan beberapa pihak. Sebab, permasalahan sampah ini adalah keputusan masyarakat, dan tidak akan merugikan salah satu pihak.
“Kita menyelesaikan masalah tanpa masalah,” tuturnya.
Untuk saat ini, lanjutnya, lahan yang rencananya akan dijadikan TPAS ini sudah dibebaskan dan sedang diproses. Namun, dirinya masih perlu beberapa kajian, seperti kajian bahwa sampah bisa menjadi pupuk, sampah dibakar, dan kajian bahwa sampah akan menjadi bahan bakar gas.
“Kita akan tes, yang lebih fleksibel dan lebih ringan biayanya yang mana,” pungkasnya.(Jfr)