DEJABAR.ID, CIREBON-Kota Cirebon merupakan kota yang memiliki sejarah panjang. Selalu banyak kisah dan kejadian yang terjadi di kota ini sejak zaman dulu kala. Karena itu, kota yang kerap mendapatkan sebutan Kota Wali ini memiliki berbagai mitos-mitos atau ‘urban legend’ yang berkembang di masyarakat. Salah satunya adalah Jalan Karanggetas.
Sekilas tidak ada yang aneh dengan jalan yang menjadi salah satu pusat perekonomian di Kota Cirebon. Di jalan ini terdapat 3 mall dan kawasan perbelanjaan. Kemudian, di jalan ini juga terdapat deretan toko mas yang berjejer. Kemacetan lalu lintas pun kerap terjadi di lampu merah depan mal.
Jika dilihat sekilas, memang biasa-biasa saja. Tapi, di jalan ini berkembang mitos bahwa kalau seseorang yang memiliki ilmu kanuragan melintasi jalan itu, maka kesaktiannya akan hilang. Bahkan bukan hanya itu, konon katanya pejabat-pejabat yang berasal dari luar Kota Cirebon, jika melewati jalan ini maka jabatannya akan lengser.
Hal tersebut pernah terjadi ketika Presiden Soeharto berkunjung ke Kota Cirebon sewaktu masih menjabat. Selama kunjungannya ke Kota Cirebon, Presiden Soeharto tidak berani melewati Jalan Karanggetas.
Pernah ketika Presiden Soeharto hendak meresmikan pabrik semen dan Kapal Ciremai, iring-iringan presiden memilih jalan memutar. Padahal, jika melewati Jalan Karanggetas akan lebih cepat sampai. Namun nyatanya, Presiden Soeharto tidak melewatinya.
Percaya atau tidak percaya, namun itulah mitos yang berkembang di masyarakat Kota Cirebon. Menurut salah seorang filolog Cirebon, Raffan Hasyim, mitos tentang Jalan Karanggetas kerap dihubungkan dengan kisah Syekh Magelung Sakti, yang merupakan orang sakti mandraguna pada zaman para wali.
Saking saktinya, konon katanya Syekh Magelang Sakti memiliki rambut yang sangat panjang hingga menyentuh tanah, di mana rambutnya tersebut tidak bisa dipotong oleh benda atau senjata apapun.
Menurut Raffan, Syekh Magelang Sakti memiliki kepribadian yang angkuh dan sombong. Setiap melewati sebuah wilayah, dia selalu mencari orang untuk diajak berduel, dan menantangnya untuk memotong rambutnya.
“Nyatanya, dari wilayah Syiria hingga Cirebon, dia selalu menang melawan siapapun,” jelasnya, Sabtu (8/12/2018).
Hingga suatu ketika, Syekh Magelang Sakti tiba di Cirebon melalui pelabuhan Muara Jati untuk bertemu dengan Sunan Gunung Jati. Tujuannya jelas untuk mengajak duel Sunan Gunung Jati yang terkenal sakti. Karena lelah menempuh perjalanan, dia pun beristirahat di sebuah tempat bernama Karanggetas. Tiba-tiba, datanglah Sunan Gunung Jati tanpa sepengetahuan Syekh Magelung Sakti, kemudian memotong rambut milik Syekh Magelung Sakti hanya dengan tangannya.
Ketika tersadar, Syekh Magelung Sakti tidak menemukan siapa pun. Dia hanya mendengar suara tanpa wujud, yang menyuruhnya untuk pergi ke daerah Panguragan bila ingin bertemu Sunan Gunung Jati. Akhirnya, Syekh Magelung Sakti pun menjadi pengikut Sunan Gunung Jati dan menyebarkan agama Islam di utara Cirebon.
Hingga kini, wilayah Karanggetas berubah menjadi kawasan pertokoan yang cukup ramai di Kota Cirebon. Di sini juga terdapat petilasan Syekh Magelung Sakti, tepatnya di RW 2, Kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Konon katanya, rambut Syekh Magelung Sakti yang berhasil dipotong oleh Sunan Gunung Jati dimakamkan di situ.
“Dari kisah Syekh Magelung Sakti itulah, mitos seputar larangan para pejabat dan pemilik ilmu Kanuragan untuk melintasi jalan tersebut masih terpelihara,” jelasnya.
Sedangkan menurut salah satu warga Kota Cirebon, Dedi Haryadi, dirinya sering mendengar tentang mitos Jalan Karanggetas. Menurutnya, jalan ini sangat kental aroma magisnya. Orang yang mempunyai ilmu hitam dan jabatan akan luntur kalau melewati jalan ini.
Dedi menambahkan, di Jalan Karanggetas juga banyak toko mas, karena para pemilik toko percaya kalau di sini orang jahat tidak berani melakukan aksi kejahatan, seperti perampokan. Karena, mereka akan bisa cepat ditangkap. Makanya, di sini toko mas tumbuh subur.
“Saya percaya gak percaya, tapi itulah mitosnya,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply