Press ESC to close

Mengenal Tradisi Unik Azan Pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kesepuhan Cirebon

  • May 10, 2019

DEJABAR.ID, CIREBON – Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang terletak di Alun-Alun Keraton Kesepuhan Kota Cirebon, merupakan salah satu masjid tertua yang didirikan oleh para Wali Sanga, pada tahun 1480 Masehi. Di masjid ini, terdapat tradisi unik yang dilakukan secara turun temurun dari zaman Wali Sang dan tetap dipertahankan, yakni adanya Azan Pitu (Azan Tujuh) yang selalu dikumandangkan setiap Solat Jumat, serta khutbah Jum’at yang selalu menggunakan Bahasa Arab.
Menurut Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, penggunaan khutbah dengan memakai Bahasa Arab adalah agar membiasakan diri bagi masyarakat dengan Bahasa Arab. Sehingga, nantinya masyarakat akan belajar Bahasa Arab dan Alquran.
“Supaya mereka bisa belajar bahasa Arab,” jelasnya, Jumat (10/5/2019).
Selain itu, tradisi Azan Pitu juga tetap dipertahankan hingga sekarang. Dinamakan Azan Pitu karena dalam azan tersebut dikumandangkan oleh 7 orang yang berasal dari kaum masjid Agung Sang Cipta Rasa. Azan Pitu ini biasanya hanya dikumandangkan saat azan pertama solat Jumat saja.
Sultan menceritakan, Azan Pitu ini tidak ada di tempat atau masjid lainnya, dan hanya ada di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Azan Pitu sendiri berawal saat adanya wabah penyakit yang melanda Cirebon di zaman para Wali Sanga dulu. Bahkan, salah satu korbannya adalah Nyi Mas Pakungwati yang tidak lain salah istri dari Sunan Gunung Jati.
Untuk mengobatinya, akhirnya dilakukanlah azan yang dikumandangkan oleh 7 orang. Diambilnya jumlah 7 adalah karena angka 7 mengandung banyak filosofi, seperti jumlah langit, jumlah bumi, jumlah hari, angka yang diistimewakan dalam Islam, dan lain-lain.
“Ini sesuai dengan wahyu atau ilham dengan membasmi wabah tersebut dengan azan,” jelasnya.
Azan Pitu dan khutbah dengan Bahasa Arab tersebut hingga kini masih tetap dipertahankan dan dilestarikan, agar Cirebon bisa terhindarkan dari segala macam wabah penyakit berbahaya. Adapun yang menjadi Muazin dalam Azan Pitu adalah orang-orang yang ditunjuk oleh Sultan, yang merupakan keturunan para kaum masjid.
“Sehingga, orang luar tidak bisa menjadi Muazin dalam Azan Pitu. Harus kaum masjid dan keturunannya,” pungkasnya.(Jfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *