DEJABAR.ID-Mi koclok merupakan makanan khas asal Kota Cirebon. Makanan satu ini menjadi favorit baik bagi orang Kota Cirebon, maupun dari luar wilayah Kota Cirebon. Hal tersebut dikarenakan makanan ini memiliki cita rasa yang gurih dan sangat pas untuk mengisi perut yang kosong.
Di Kota Cirebon banyak sekali penjual mi koclok yang bertebaran. Namun, ada satu penjual yang cukup terkenal dan legendaris, yakni Mi Koclok Panjunan yang terletak di Jalan Pekarungan, Kelurahan Panjunan Kecamata,n Lemahwungkuk Kota Cirebon.
Warung mi koclok ini berjarak kurang lebih 100 meter dari Masjid Merah Panjunan. Meskipun terletak di jalan yang tidak begitu lebar, namun tempat ini selalu ramai didatangi oleh orang-orang. Di sepanjang jalan pun kerap dipenuhi oleh mobil-mobil yang terparkir.
Orang-orang bahkan rela mengantre dan bergantian tempat duduk hanya untuk menikmati sepiring mi koclok yang lezat. Bahkan, ada juga yang makan di luar area warung, seperti di teras rumah di seberang jalan. Hal tersebut dikarenakan kapasitas warung Mi Koclok Panjunan tidak begitu besar. Kemungkinan hanya bisa memuat 20-30 orang.
Untuk mendapatkan pesanan, tidak butuh waktu lama, sekitar lima menitan satu piring mi koclok sudah tersedia. Berbeda jika sedang mengantre, bisa sampai 30 menitan untuk menunggu.
Cara penyajiannya, adonan tepung mi dimasukkan ke dalam air panas yang mendidih agar mengembang. Olahan mi tersebut direndam bersama dengan kecambah dan irisan kol. Kemudian, selagi menunggu mi mengembang, dipersiapkan dahulu bahan lainnya, seperti lontong. Penambahan lontong ini tergantung dari selera pembeli, boleh menambahkan atau tidak.
Setelah mi mulai mengembang, dituangkan ke dalam piring bersama dengan lontong. Kemudian, disiram dengan kuah santan yang mengental hingga mi dan lontong hampir tenggelam. Lalu, ditaburlah garam, penyedap rasa, bumbu MSG, irisan daging ayam, irisan telur rebus, dan terakhir, ditaburi bawang goreng. Tak lupa, diberi sambal agar rasanya semakin menendang. Mi koclok lezat pun siap dihidangkan.
Menurut Ida selaku pengelola warung Mi Koclok Panjunan, tempat tersebut sudah lama berdiri sejak tahun 1970’an. Warung mi koclok tersebut kini sudah empat generasi dikelola dan terus mengalami pembenahan.
“Awalnya masih berupa gerobak dengan tempat kecil untuk makan. Lalu kami berbenah tempatnya hingga menjadi sekarang,” jelasnya saat ditemui Dejabar.id, Sabtu (13/10/2018).
Sekilas, mi koclok milik Ida mirip dengan mi celor di Palembang atau mi koclok Bandung. Namun bedanya, ada pada komplemen dan kuahnya. Mi celor Palembang memakai campuran susu putih dan kuning telor, sementara mi koclok Bandung menggunakan kuah bening. Sedangkan mi koclok Cirebon memakai kuah santan yang kental.
Untuk merasakan lezatnya mi koclok legendaris ini, Ida menyarankan agar pembeli datang tak terlalu larut. Karena, meskipun baru buka sekitar pukul 3 sore, biasanya pukul 10 malam sudah ludes terjual.
“Datang saja ketika kami baru buka sekitar jam empat sore,” tuturnya.
Untuk menikmati lezatnya mi koclok ini, pembeli cukup merogoh kocek Rp 17.000 saja per porsinya plus lontong. Bagaimana? Tertarik untuk mencobanya?(Jfr)
Leave a Reply