Press ESC to close

Momen Hari Agraria, Ratusan Hektar Sawah di Subang Alami Kekeringan

  • September 26, 2018

DEJABAR.ID, SUBANG – Momentum hari Agraria, nasib petani Pantura semakin mengkhawatirkan para petani terlihat kebingungan mengingat terus terulangnya bencana kekeringan disetiap musim kemarau tiba.
Memasuki musim kemarau saat ini, ratusan hektare sawah di wilayah Subang Utara, Jawa Barat, mengalami kekeringan parah. Akibatnya tanaman padi mulai mengering dan terancam gagal panen.
Pantauan DEJABAR.id di lapangan Rabu (26/9/2018), terpantau ribuan hektare sawah di 5 Kecamatan yakni Pusakanagara, Pamanukan, Sukasari, Legonkulon dan Ciasem mengalami kekeringan. Lahan sawah terlihat kering dan tak terairi bahkan sama sekali tak bisa ditanami akibat kurangnya pasokan air.
Akibat kekeringan ini, tanaman padi tumbuh tidak sempurna dan mati, bahkan tanah mulai mengalami retak-retak. Kekeringan di Pantura Subang ini terjadi sejak satu bulan lalu. Tanaman padi hanya satu kali dapat pasokan air hujan sekitar 2 Minggu lalu. Bahkan sungai serta irigasi yang berada di sekitar persawahan pun kini nyaris kering tanpa adanya air.
“Sawahnya pada kekeringan karena minim pasokan air. Kalaupun ada air, air datangnya bergiliran bahkan tak sampai ke wilayah Pusakanagara yang terancam kekeringan,” kata salah seorang petani, Rohim, saat ditemui di areal persawahannya, Rabu (26/9/2018).
Dikatakan Rohim, jika dalam satu bulan ke depan areal pertanian masih alami kekeringan, petani hanya bisa pasrah.
“Dapat dipastikan para petani di Subang akan gagal panen mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah,” katanya.
Petani berharap pemerintah segera turun tangan menanggulangi kekeringan yang setiap tahun terjadi dan melanda pada petani.
“Kami berharap pemerintah mau membangun irigasi yang memadai, supaya sawah kami cukup air dan tidak kekeringan lagi,” ucap Rohim.
Senada juga dikatakan oleh Maman petani lain, menurutnya kekeringan yang melanda wilayah Pantura hampir tiap tahun terjadi.
“Namun pihak terkait dalam hal ini pemerintah hingga saat ini belum ada solusi guna mengatasi kekeringan yang tiap tahun terjadi,” tandasnya.
Sementara itu Danramil Pusakanagara Kapten Inf. Ma’Ali mengaku jajaran Koramil Pusakanagara siap mengawal jalannya penyaluran air kepesawahan petani agar tidak terjadi perebutan air oleh petani.
“Setiap air mau turun atau datang, anggota Koramil Pusakanagara selalu siaga. Hal tersebut dilakukan agar air sampai kelokasi dan tidak habis dijalan,” katanya.
Kita kawal gilir air ini sepanjang irigasi agar tidak di potong oleh petani lain yang bukan gilirannya mendapatkan pasokan air dari Tarum Timur.
“Perebutan air antar petani selalu terjadi dimusim kemarau.Makanya untuk mengantisipasi hal tersebut anggota Koramil diterjunkan untuk mengawal,” ucapnya. (ahy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *