Press ESC to close

Perajin Kendang Sunda Ini Sulit Dapatkan Bahan Baku, Terpaksa Cari dari Luar Daerah

  • November 16, 2018

DEJABAR.ID, MAJALENGKA-Pohon nangka diyakini sebagai material yang pas untuk dijadikan sebuah alat musik tradisional. Termasuk kendang atau gendang sunda, sayangnya, sejauh ini pohon tersebut hanya dibudanyakan untuk dipanen buahnya saja.
Salah seorang perajin kendang asal Kabupaten Majalengka, Sastra (56) mengaku kesulitan mendapat bahan baku. Berbeda dengan 20 tahun silam, dikala dia memulai usahanya, pohon nangka masih mudah ditemukan. Tak perlu berkeliling ke desa-desa untuk mendapatkan bahan baku tersebut.
“Untuk mendapatkan bahan baku kayu nangka tersebut, kami terpaksa harus berkeliling ke luar daerah. Meski saat ini ketersediaan kayu nangka mulai sulit, namun dirinya selalu mendapat pasokan kayu nangka. Sebab, sudah menjadi langganan pengepul dan kayu nangka yang bisa dibuat kendang harus kayu nangka hidup, biasanya banyak di hutan,” katanya, Jumat (16/11/2018).
Sebenarnya selain pohon nangka, kata dia, untuk jadikan alternatif pembuatan kendang juga bisa terbuat dari pohon. Namun secara kualitas masih jauh dibawah dengan pohon nangka. Alasannya, pohon nangka juga bisa menjadikan suara kendang lebih mantap. Karena itu pengrajin kendang tidak mau merubah bahan bakunya.
“Daripada menurunkan kualitas lebih baik cape pergi ke daerah lain. Kita tidak mau menurunkan kualitas dengan memakai kayu lain. Meskipun kita jauh mencari bahan baku hanya untuk mendapatkan kualitas yang bagus,” ungkapnya.
Selain itu, Sastra juga sangat menyanyangkan alat musik tradisional di era jaman now ini seolah tak lagi memiliki pesona di mata masyarakat. Memang pembeli selalu ada, akan tetapi banyak konsumen yang menawar dengan harga yang tidak logis, padahal selain susah mendapatkan bahan baku, pembuatan kendang juga memerlukan tenaga dan ketekunan yang ekstra.
Sebab, lanjut dia, pembuatannya hanya mengandalkan keahlian dari sang pengrajin alias bukan menggunakan mesin. Sastra juga membandrol produk kendangnya dari kisaran Rp2,5 juta hingga Rp4,5 juta.
Sementara yang terbuat dari kayu pohon mangga hanya Rp1,5 juta. Dan ini pun yang terbuat dari pohon mangga hanya untuk konsumen yang memesan saja.
“Satu kendang, kami membutuhkan waktu 3-5 hari tergantung cuaca. Karena kayu yang digunakan harus benar-benar kering sempurna. Apalagi jika musim penghujan, bisa memakan waktu hingga satu Minggu,” paparnya.
Dia pun tak sungkan membocorkan bagaimana proses pembuatan kendang. Pertama kayu dilubangi di beberapa sisi, kemudian dikeringkan. Setelah itu, dihaluskan dan terakhir dipasang kulit lembu sebagai penghasil suara. “Ada pekerja satu orang yang bertugas melubangi kayu,” tambahnya.(jja)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *