
JAKARTA, Dejabar.id – Perseteruan panas antara Hercules Rosario Marshal dan Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo menuai respons dari Sekretaris Jenderal Barisan Pejuang Demokrasi (BAPEKSI), Bahroji. Dalam suasana santai saat meninjau kolam pembibitan lele—bagian dari program ketahanan pangan yang digagas DPP Bapeksi—Bahroji menyayangkan arah peran organisasi masyarakat (ormas) yang dinilainya mulai melenceng. (6/5/25)
“Tujuan didirikannya Bapeksi itu untuk mendampingi masyarakat, terutama yang kesulitan akses modal dan hukum. Spirit pembentukan ormas itu adalah advokasi, bukan ajang rebutan proyek atau pamer kekuatan,” ujar Bahroji, mengacu pada misi sosial organisasi yang dipimpin oleh Tb. Hasanuddin.
Bahroji juga angkat suara terkait kegaduhan publik yang dipicu oleh adu pernyataan antara Hercules dan Gatot Nurmantyo, yang menurutnya mencoreng fungsi ideal ormas.
“Saya heran, kenapa ormas sekarang jadi kayak tempat ribut, saling jegal, rebutan pengaruh. Ini bukan esensi ormas. Apa yang kita lihat saat ini hanya seperti ‘sampah digital’ yang memalukan,” tegas Bahroji.
Seperti diketahui, konflik antara Gatot Nurmantyo dan Hercules bermula dari pembentukan Satgas Anti Premanisme oleh Dedi Mulyadi, hingga memuncak pada insiden pembakaran mobil polisi di Depok yang diduga melibatkan oknum ormas GRIB Jaya yang dipimpin Hercules.
Dalam sebuah video yang viral, Gatot menyebut Hercules tidak sopan kepada purnawirawan TNI, termasuk Sutiyoso, yang dihina dengan sebutan “bau tanah”. Gatot menyayangkan sikap Hercules yang dianggapnya merusak citra ormas dan bahkan menghina Presiden Prabowo Subianto selaku mantan Danjen Kopassus.
Menanggapi hal tersebut, Bahroji menilai bahwa perdebatan seperti ini hanya merusak ruang publik dan menjauhkan ormas dari perannya sebagai mitra masyarakat dan negara.
“Semua orang pasti punya rasa takut dan keberanian. Tapi ruang publik bukan tempat adu nyali. Kalau ormas kerja dengan baik, mestinya diapresiasi pemerintah. Bukan malah jadi tempat konflik,” katanya.
Bahroji pun mengajak semua pihak untuk mengembalikan marwah ormas sebagai pilar pendamping rakyat, bukan alat tekanan yang membahayakan stabilitas sosial. (Jodi)
Leave a Reply