dejabar.id, Subang – Sudah hampir 2 pekan ini, gas melon menghilang dari peredaran, sehingga membuat masyarakat Kabupaten Subang kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kg tersebut. Sulitnya gas elpiji 3 kg tersebut sangat dirasakan oleh ibu rumah tangga untuk kebutuhan memasak.
Arti (35) warga Pusakajaya Pantura Subang mengaku sudah 2 pekan ini, dirinya kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg, bahkan sampai mencari ke Subang Kota, sama tidak juga bisa mendapatkannya.
“Sudah dua pekan ini gas elpiji 3 kg saya di rumah sudah habis, saya sampai berputar-putas di seluruh Kecamatan Pusakajaya, hingga ke wilayah pantura lainnya, sampai saat ini tidak juga bisa mendaptkan gas elpiji 3 kg itu, bahkan saya menciba mencari sampai ke Subang Kota, eh sama juga gak ada, kalau ada mah berapapun juga saya beli,” ucap Arti kepada wartawan di Subang, Senin (16/9/2019).
Ia juga sempat berpikir untuk mengganti gas elpiji 3 kg itu dengan gas pink. Namun karena harganya cukup lumayan mahal hingga mencapai harga Rp320 ribu, padahal harga resminya Rp285 ribu.
“Saya juga sempat mau ganti dengan gas pink, tapi harganya sangat mahal sekali mencapai Rp320 ribu, harga sebesar itu juga tabung gas elpiji 3 kg saya jadi tambahnya, akhirnya saya batalin deh, karena kemahalan,” terangnya.
Sampai saat ini kata Arti, belum ada solusi mengganti gas elpiji 3 kg itu, untuk kebutuhan masak sehari-hari, mencari kayu bakar sebagai pengganti, tidak ada yang jual, maka dengan terpaksa harus membeli lauk untuk makan, harus membeli yang sudah siap saji.
“Mau ganti dengan kayu bakar gak ada yang jual, ya terpaksa untuk lauk teman makan suami dan anak-anak saya, terpaksa harus membeli ke warteg, atau makanan yang siap saji saja biar lebih mudah, dan gampang,” pungkas Arti.
Tidak hanya sejumlah ibu rumah tangga, yang mengeluhkan hilangnya gas elpijin3 kg di pasaran selama 2 pekan ini, juga dirasakan oleh pedagang makanan Udin (36) warga Kasomalang Subang. Bahkan selama dua pekan ini Udin, terpaksa tidak berjualan, karena belum bisa mendapatkan gas melon tersebut.
“Ya hampir dua pekan ini pak, saya tidak berjualan, karena tidak ada gas, baik di tingkat pengecer, pangkalan sampai ketingkat agen, saya sudah mencari kemana-mana belum dapat juga,” keluh Udin.
Udin berharap, keluhan warga terhadap menghilangnya gas elpiji 3 kg di pasaran saat ini, cepat direspon oleh Pertamina dan Pemerintah. Jangan sampai hilangnya gas elpiji 3 kg ini, dibiarkan berlarut-larut.
“Kondisi seperti sekarang ini, ya jelas sangat memberatkan masyarakat kecil seperti saya ini, jadi tolonglah pihak pertamina atau pemerintah, secepatnya turun tangan mengatasi hilangnya gas elpiji 3 kg ini,” tegasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Subang Rachmat Faturrochman membantah, adanya kekosongan gas elpiji ukuran 3 kg saat ini.
Pihaknya kata Rachmat, sudah melakukan cek and ricek kelapangan, hasilnya kekosongan gas elpiji tersebut tidak pernah ada.
“Kebetulan saja pas di tingkat pengecer habis, dan konsumen yang membutuhkan gas pada saat konsumen membeli gas elpiji 3 kg itu sedang kosong, sehingga banyak yang tidak kebagian,” singkat Rachmat.(Ahy)
Leave a Reply