Press ESC to close

TB Hasanuddin Sebut Arteria Dahlan Sudah Murtad dari Ideologi Partai

  • January 19, 2022

BANDUNG, Dejabar.id –  Tokoh warga Sunda dan Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, TB Hassanudin menyebut rekannya sesama anggota PDIP, Arteria Dahlan sudah murtad dari ideologi partai.

Hal itu dia katakan menyikapi pernyataan rasis Arteria Dahlan yang melarang seorang kepala kejati pakai bahasa Sunda di rapat Komisi III DPR RI.

“Saya pun sebagai sesama PDIP merasa, ini (pernyataan Arteria Dahlan) bukan roh, ini bukan jiwa dari PDI Perjuangan. Jadi ini menurut hemat saya keluar dari ajaran, murtad dari pakem ideologi partai. Kami (di PDIP) terkenal pluralis, kami partai nasionalis,” kata TB Hassanudin di Bandung, Rabu (18/1/2022).

Ia mengaku sudah melaporkan pernyataan rasis Arteria Dahlan itu ke pimpinan Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI. “Saya sudah lapor ke fraksi dan fraksi akan ambil tindakan,” kata TB Hasanudin.

Ia mengulas peristiwa sebelum Arteria Dahlan mengeluarkan kalimat rasis tersebut. Saat itu, Kepala Kejati Jabar Asep N Mulyana menyalami Jaksa Agung ST Burhanudin.

“Saat itu ada kajati warga Tasikmalaya, salaman ke Jaksa Agung, damang kang? Kan Jaksa Agung orang Majalengka. Emang harus pakai bahasa Inggris?” kata TB Hasanudin.

Baginya yang sudah di DPR RI sejak lama, tradisi berbahasa campuran antara Bahasa Indonesia dengan bahasa daerah sudah lumrah terjadi. Dia mencontohkan, di Komisi I DPR RI, dia berkawan dengan Muhammad Farhan asal Bandung.

“Saya ketemu Farhan, kan orang Bandung. Saling sapa. Lalu ada anggota DPR dari Purwokerto ketemu sama orang Solo, ya berbahasa jawa, jadi sah-sah saja,” kata dia.

Menyikapi sikap Arteria, Anggota DPR dari Fraksi Golkar Dedi Mulyadi menyatakan Kejati yang layak dipecat yaitu Kejati yang menerima suap bukan yang mengucapkan bahasa daerahnya.

“Wajar saja dilakukan selama yang diajak rapat, yang diajak diskusi, mengerti bahasa daerah yang digunakan sebagai media dialog pada waktu itu,” tambah Dedi.

Dedi menerangkan, saat menjadi Bupati Purwakarta, aktivitas penggunaan bahasa daerah menjadi keseharian baik antar pejabat negara maupun dengan masyarakat.

“Justru itu malah membuat suasana rapat rileks tidak tegang. Sehingga apa yang ada di pikiran kita, gagasan kita bisa tercurahkan. Dan lama-lama anggota yang rapat sedikit banyak mendapat kosakata baru bahasa Sunda yang dimengerti,” katanya.

Wagub Jabar Uu Rhuzanul Ulum juga mengaku terusik atas pernyataan rasis Arteria Dahlan yang melarang seorang kajati pakai bahasa Sunda di rapat Komisi III DPR RI.

“Sebagai orang Sunda saya merasa terusik dengan statemen saudara Arteria Dahlan,” katanya.

Warga Sunda, lanjutnya, selalu mengedepankan asas silih asah, silih asih, dan silih asuh. Bahkan, dia menyebut hasil survei Amerika atas masyarakat Jabar menunjukkan warga Sunda selalu ramah dan siap membantu sesama baik dalam kemasyarakatan sampai politik.

“Banyak pejabat yang wakili Jabar meski tak berlatar belakang warga Sunda. Tapi, tetap didukung warga Sunda. Ini bukti bahwa warga Sunda menjaga kebhinekaan. Orang Jabar mah someah, ramah, hade kasemah (menerima siapa pun yang datang ke Jabar, mau wisata atau mukim dan kami tak mengusik,” ujarnya.

Uu mengimbau ke para pejabat publik agar lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan, khususnya ke Arteria Dahlan agar segera meminta maaf ke publik khususnya warga Sunda.

Diketahui, Arteria Dahlan menjadi sorotan lantaran permintaannya kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk mencopot seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.

Hal ini diutarakan Arteria dalam rapat kerja Komisi III DPR denga Kejaksaan Agung, Senin (17/1/2022) lalu.

Peristiwa itu bermula saat Arteria menyatakan harapannya agar Kejaksaan Agung (Kejagung) bersikap profesional dalam bertugas.

“Ada kritik sedikit Pak JA, ada kajati, Pak, dalam rapat, dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda, ganti Pak itu,” pinta Arteria.

Dalam memimpin rapat, seorang kajati dinilai Arteria perlu menggunakan bahasa Indonesia agar tidak menimbulkan salah persepsi orang yang mendengarnya.

“Kita ini Indonesia, Pak. Nanti orang takut, kalau pakai bahasa Sunda ini orang takut, ngomong apa, sebagainya. Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas,” ujarnya. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *