DEJABAR.ID, MAJALENGKA – Puluhan warga Desa Kodasari Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jumat sore (21/9/2018) menutup jalan dan memberhentikan Tiga unit kendaraan besar yang membawa alat-alat berat milik rekanan Pertamina.
Yakni, dari PT General Buditekindo yang akan melakukan pekerjaan servis sumur Pertamina yang ada di Desa Kodasari tersebut.
Penutupan akses jalan itu buntut kekecewaan warga terhadap pihak Pertamina yang selama ini, menurut penilaiannya tidak ada kompensasi apapun dari pihak Pertamina kepada warga setempat.
Sementara itu, menurut Kades Kodasari, Sugianto, awal mula penghadangan terhadap kendaraan yang hendak melakukan servis sumur Pertamina tersebut, saat ada surat pemberitahuan dari salah satu perusahaan rekanan Pertamina yang akan melakukan perkerjaan servis sumur.
Namun, kata dia, surat pemberitahuan tersebut ditolak oleh pihak pemdes setempat dengan alasan pemdes menginginkan duduk bersama antara Pemdes, lembaga desa, karang taruna, tokoh masyarakat dan pihak pertamina.
“Tujuannya pemdes hanya ingin kejelasan atas CSR yang sudah Enam tahun kebelakang tidak pernah diterimanya. Kami tidak pernah menghalang-halangi pihak Pertamina melakukan aktivitas, toh selama ini pertamina bisa melakukan aktivitas usahanya dengan nyaman,” katanya.
Namun, tambah dia, semakin kesini pihak pertamina seakan akan mengabaikan keluhan warga. “Ini terbukti sampai saat ini pihak pertamina tidak pernah mau berembug satu meja dengan kami untuk menyelesaikan permasalahan,” ujarnya.
Masih kata dia, bahwa Enam tahun kebelakang Pemdes Kodasari, selalu menerima kompensasi CSR, baik berupa bantuan dana maupun rutilahu dan kompensasi yang lainnya. Tapi sememjak 2013 CSR tersebut hilang entah kemana.
“Kami ingin duduk bersama dengan pihak Pertamina biar permasalahan menjadi jelas kemana larinya CSR tersebut, masih ada ataupun sudah tidak ada,” bebernya.
Sementara itu, menurut Ketua Karang Taruna Desa Kodasari, Saprudin mengatakan, pemblokiran ini puncak dari kekesalan warga terhadap Pertamina yang selama ini tidak pernah peduli terhadap warga setempat.
“Bertahun tahun Pertamina melakukan aktivitasnya disini, langsung dan tidak langsung warga setempat banyak yang dirugikan. Mulai dari kebisingan, polusi hingga rusaknya pepohonan akibat keluar masuk kendaraan besar dan yang lainnya. Sementara kompensasi buat warga setempatnya tidak ada, jadi wajar saja manakala hari ini warga melakukan pemblokiran,” tegas Saprudin yang diamini para pemuda lainnya.
Sementara itu, pihak PT General Buditekindo, Wiliam S.Siregar, yang akan melakukan servis di sumur Pertamina, tidak bersedia dimintai keterangan terkait penutupan jalan menuju lokasi sumur Pertamina tersebut.
Dia pun hanya mengarahkan awak media untuk meminta keterangannya kepada pihak Pertamina atas kejadian tersebut.
“Saya tidak berhak untuk berkomentar masalah ini, silakan ke pihak Pertamina saja,” pungkas pekerja yang diketahui bernama Wiliam S.Siregar.
Sementara, dari pantau dilokasi, hingga sampai tengah malam, Puluhan warga Desa Kodasari, tetap bertahan di perbatasan desa untuk berjaga untuk mengatisipasi ada mobil atau alat berat milik Pertamina yang akan masuk.
Mereka pun tetap dengan keinginannya agar warga dan pihak Pertamina bisa duduk bersama sebelum aktivita pekerjaan Pertamina dimulai. (jja)
Leave a Reply