Press ESC to close

Uu Ruzhanul ulum Bisa Mengembalikan Kejayaan PPP Jawa Barat

  • March 25, 2021

Dejabar.id, Jawa Barat – Secara empiris, perjalanan politik elektoral di Indonesia tidak bisa terlepas dari peran ulama atau para politisi yang memiliki trah kuat dari para ulama. Tradisi politik elektoral di Indonesaia ini, sampai sekarang masih tidak bisa dipisahkan dari sentralisasi karismatik atau para ulama yang memiliki otoritas keumatan.

Terlepas klaim ini diterima atau tidak oleh sebagian pengamat, sejarah perjalanan politik elektoral di Indonesia telah sama-sama kita saksikan, bagaimana peran ulama dan para pelanjutnya banyak mewarnai kemenangan – kemenangan politik dari satu partai tertentu.

Bahkan kalau mau jujur, peran ulama dengan pesantrennya juga telah berjasa besar dalam melahirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Pada konteks ini harus diakui bahwa ulama, trah ulama dan dunia kepesantrenan selalu memegang peranan penting dalam mengarahkan peta politik umat Islam dan masyarakat di Indonesia.

Secara sosiologis, peran ulama sebagai salah satu rujukan masyarakat pernah di deskripsikan oleh Clifford Geertz tahun 1960. Geertz telah menunjuk bahwa peran ulama sebagai perantara budaya bagi masyarakat. Peran “perantara penting” yang bisa mengiring satu masyarakat untuk mengikuti pilihan-pilihan budaya tertentu berdasarkan rujukan para ulama.

Bahkan, sepakat dengan Eric Robert Wolf seorang antropolog menegaskan bahwa peran ulama, trah ulama dan dunia pesantren adalah komunikator utama dalam masyarakat, khususnya berkaitan dengan aspek-aspek sosial yang dianggap penting dari relasi kehendak lokal dengan kepentingan nasional bahkan internasional.

Dalam konteks politik elektoral, Ulama, trah ulama, santri dan dunia pesantren merupakan jejaring klientelisme dan patronase sosial yang telah memperlihatkan bukti sebagai kekuatan identitas sosial yang mampu menentukan arah dan suara politik masyarakat. Walaupun pada konteks kekinian kadang sebagain ulama, trah ulama dan dunia pesantren hanya dijadikan sebagai ujung tombak lapis kedua dari usaha meraup suara politik kandidat atau partai tertentu.

Terlepas dari partai lain, untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai rumah besar umat Islam di Indonesia tentu posisi dan peran ulama, trah ulama, santri dan orang-orang yang memiliki jejaring kuat dengan dunia kesantrian pesantren harus ditempatkan kembali sebagai sentral komunikator utama dalam menyampaikan gagasan-gagasan politik kepartaianya agar bisa kembali mendapat kepercayaan politik dari umat.

Oleh karena itu, tidak salah kalau dalam momentum Musyawarah Wilayah (MUSWIL) Jawa Barat yang akan digelar 29-30 Maret, nama UU Ruhzanul Ulum muncul ke permukaan dan sekaligus diharapkan menjadi sosok utama yang dapat mengembalikan kejayaan PPP di Provinsi Jawa Barat.

Kemunculan sosok UU Ruhzanul Ulum bukan sesuatu yang tiba-tiba, tetapi memiliki kapital, alasan kuat dan rasional. Sosok yang hari ini mendapat amanah sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, memiliki trah kuat dari seorang ulama karismatik, kesantriannya kuat dan jejaring kepesantrenannya sangat luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *