DEJABAR.ID, SUBANG – Pelayanan pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Ciereng Kabupaten Subang saat ini mengalami sedikit gangguan mengingat ketersediaan obat-obatan di RSUD Ciereng habis. Hingga membuat pasien BPJS harus membeli obat diluar RSUD Ciereng.
Habisnya obat untuk pasien BPJS tersebut diakibatkan pihak BPJS menunggak pembayaran ke RSUD Ciereng Subang.
“Terganggunya pelayanan di RSUD Ciereng Subang khususnya pasien BPJS dikarenakan pihak BPJS Subang menunggak pembayaran mencapai Rp. 9,6 Milyar,” ujar Kasubag Humas RSUD Ciereng Subang Mamat Budirakhmat Jumat (14/9/2018).
Menurut Mamat, tunggakan sebesar itu dari BPJS Subang ke RSUD Ciereng Subang merupakan klaim dari bulan Juli 2018 hingga kini belum terbayarkan.
“Akibat tunggakan dari BPJS tersebut, membuat pelayanan di RSUD Ciereng Subang terganggu bahkan terancam bangkrut,” katanya.
Dikatakan Mamat, tunggakan BPJS tersebut sudah jatuh tempo pada tanggal 28 Agustus 2018 kemarin hingga saat ini belum dibayarkan.
“Akibat menunggak pembayaran, pihak BPJS selain harus membayar tunggakan juga harus membayar denda kepada RSUD Ciereng atas keterlambatan pembayaran,” ucapnya.
Pihak RSUD Ciereng juga mengaku telah menanyakan langsung ke pihak BPJS terkait tunggakan tersebut.
“Kita dari pihak RSUD Ciereng sudah mendatangi pihak BPJS guna meminta kepastian kapan tunggakan sebesar Rp. 9,5 Milyar tersebut dibayarkan, tapi pihak BPJS belum bisa memberi kepastian,” jelasnya.
Ironisnya, pihak BPJS lanjut Mamat malah menyarankan kepada RSUD untuk meminjam dana ke Bank guna menutupi keuangan yang belum terbayarkan oleh pihak BPJS.
“Akibat tertunggaknya pembayaran dari BPJS tersebut, pelayanan di RSUD Ciereng khususnya bagi pasien BPJS jadi terganggu, mengingat ketersediaan obat untuk pasien BPJS dalam keadaan kosong,” pungkasnya.
Beberapa awak media di Subang mencoba meminta konfirmasi kepada pihak BPJS, Namun sejauh ini pihak BPJS belum bisa dikonfirmasi. (ahy)
Leave a Reply