Press ESC to close

Fakta-Fakta Dokter Kepresidenan yang Dikirim Presiden Jokowi untuk Rawat Ani Yudhoyono di Singapura, Terawan Agus Putranto  

  • February 14, 2019

DEJABAR.ID – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum lama ini mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah mengirim dokter kepresidenan untuk merawat Ibu Ani Yudhoyono di Singapura.
Ucapan terima kasih tersebut disampaikan SBY lewat video yang diunggah di kanal YouTube pada Rabu, (13/2/2019), yang diambil dari rumah sakit di Singapura, tempat Ibu Ani Yudhoyono menjalani perawatan.
Presiden Jokowi diketahui mengirimkan Dokter Kepresidenan, Terawan Agus Putranto ke Singapura untuk membantu Ibu Ani Yudhoyono.
Lantas siapa Dokter Kepresidenan yang dimaksud dalam ucapan terima kasih tersebut? Berikut ini fakta dokter kepresidenan Terawan Agus Putranto.
 

  1. Menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Kepresidenan Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (Puskesad) sejak tahun 2015
  2. dr Terawan Pernah Jadi Trending Topic

Nama dokter Terawan sempat menjadi trending topic di Google karena pernah dianggap telah melanggar kode etik dengan metode “cuci otak” yang diterapkannya untuk menyembuhkan pasien stroke.
Kendati demikian, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie mengungkap metode yang digunakan dokter Terawan sudah menolong dan terbukti mampu mencegah maupun mengobati ribuan penderita stroke.
“Saya sendiri termasuk yang merasakan manfaatnya, juga Pak Tri Sutrisno, SBY, AM Hendropriyono, dan banyak tokoh/pejabat, juga masyarakat luas. Mudah menemukan testimoni orang yang tertolong oleh dr Terawan,” tulis Aburizal di akun Instagram-nya @aburizalbakrie.id, pada bulan April tahun lalu.

  1. Metode “cuci otak” berhasil sembuhkan 40 ribu pasien

Meski lemampuan dokter Teriawan mencuci otak demi kesembuhan pasien menuai kontroversi, rupanya metode Cuci Otak yang dilakukan dokter Teriawan nyatanya pernah menyembuhkan 40 ribu pasien.
Dilansir dari Grid.ID, dokter Teriawan asal Yogyakarta ini mengaku sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.
“Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani,” imbuhnya.
Bahkan menurutnya, tak banyak komplain dari masyarakat yang ia terima sehingga menjadikan bukti kevalidan metode yang diterapkannya itu.
Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi çuci otak’dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).
Dokter Terawan termasuk dokter yang cerdas karena kemampuannya menyembuhkan penyakit stroke sudah banyak diakui.
Meski sempat menolak menjelaskan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran demi keamanan dan menghindari penyalahgunaan metode cuci otak tersebut. Dokter Terawan akhirnya mengungkap yang sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh di area otak.
Selain itu, dengan cara memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.
Metode pencucian otak atau metode DSA Dr Terawan kemudian melambung. Bahkan pernah menangani beberapa tokoh, seperti Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendroproyono, hingga Dahlan Iskan.
 

  1. Pernah Memperoleh Sanksi Pemecatan

Karena metode cuci otak yang diterapkannya pada pasien penderita stroke, dokter Terawan pernah menerima sanksi pemecatan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
IDI menilai dokter Terawan tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran. Selain itu, metode DSA tersebut mendapat penolakan dari Prod DR dr Hasan Machfoed, ketua Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi).
Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prijo Sidipratomo mengungkapkan, pemberhentian sementara dilakukan karena Terawan dianggap melakukan pelanggaran kode etik kedokteran.
“Pelanggaran kode etik itu yang pasti kami tidak boleh mengiklankan, tidak boleh memuji diri, itu bagian yang ada di peraturan etik. Juga tidak boleh bertentangan dengan sumpah dokter,” ujar Prijo dalam wawancara yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (3/4/2018), dilansir dari tribunnews.
Dalam surat IDI yang beredar, pemecatan sementara terhadap Terawan sebagai anggota IDI berlaku selama 12 bulan, yaitu 26 Februari 2018-25 Februari 2019. Selain diberhentikan sementara, rekomendasi izin praktik Terawan juga dicabut.

  1. Dokter yang dermawan

Dokter Teriawan juga diketahui sebagai dokter yang dermawan. Hal ini disampaikan salah satu pasiennya, yang bernama Bambang Kuncoro.
“Saya saksi hidup. Itu dokter Terawan adalah dokter yang tidak doyan duit. Sing penting pasien yang dia tangani sembuh,” kenang Bambang Kuncoro yang sekarang sudah bisa jalan-jalan ke luar kota mendatangi sejumlah obyek wisata bersama keluarganya, seperti yang dikutip dari grid.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *