DEJABAR.ID, CIREBON – Menumpuknya sampah di beberapa TPSS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) Kota Cirebon, menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon Abdul Syukur, bahwa hal tersebut karena adanya perubahan sistem anggaran.
“Anggaran untuk BBM jenis solar guna mengangkut sampah ke TPA Kopi Luhur mengalami keterlambatan, selama 3 hari,” jelasnya saat ditemui Dejabar.id saat pembersihan TPSS Kesambi di Jl. Kesambi Kota Cirebon, Rabu (5/9/2018).
Syukur menjelaskan, keterlambatan ini mengakibatkan tumpukan sampah menjadi overload, sejak Jumat (31/8/2018) kemarin. Dan imbasnya, tumpukan sampah tersebut menimbulkan permasalahan baru di Kota Cirebon, seperti kenyamanan pengguna jalan, mengeluarkan aroma yang tidak sedap, sarang penyakit, dan lain-lain.
Meskipun begitu, lanjut Syukur, dari tumpukan sampah yang ada, semuanya bukan saja berasal dari sampah rumah tangga. Ada juga yang berasal dari sampah para pelaku usaha dan industri. Padahal, seharusnya para pelaku usaha membuang sampahnya langsung ke TPA Kopi Luhur di Argasunya.
“Antisipasi yang kita lakukan dimulai dari pembersihan dahulu di beberapa TPSS. Seperti kemarin di Jl. Cipto Mangunkusumo, Jl. Evakuasi, dan Jl. Wahidin. Setiap hari bahkan bisa sampai 3 kali pengambilan sampah di TPSS, dari pagi sampai malam,” jelasnya.
Syukur menambahkan, pihaknya mengusulkan agar beberapa TPSS yang berada di jalan protokol, agar ditutup. Karena, jalanan yang sering dilewati kerap menimbulkan tumpukan sampah yang lebih besar, Seperti orang-orang membuangnya langsung dari mobil.
“Kita akan membuat TPSS mobile untuk pengganti TPSS yang ditutup itu, yang bisa diadakan di tiap RW. Sehingga, tidak ada lagi penumpukan sampah,” pungkasnya.(jfr)
Leave a Reply