DEJABAR.ID, TASIKMALAYA – Musim kemarau yang melanda Kota Tasikmalaya membuat hampir sebagian besar sawah di Kota Tasikmalaya mengalami kekeringan yang berdampak gagalnya sawah untuk ditanami. Kondisi ini membuat sebagian petani beralih profesi ke pekerjaan lain.
Seperti yang diungkapkan oleh Penyuluh Pertanian Kota Tasikmalaya, Abdul Gofur, para petani bahkan ada yang sampai banting stir mejadi kuli bangunan. “Ada yang beralih ke palawija namun kebanyakan beralih profesi jadi kuli bangunan, tukang jahit ada juga yang kerja serabutan. Mudah-mudahan kemarau ini tidak berlangsung lama,” tandasnya, Jumat (12/10/2018).
Menurut Gofur, kekeringan ini adalah siklus. Termasuk apa yang dilakukan oleh warga yang beralih profesi menjadi pekerja lain. menurutnya, hal tersebut wajar sebagai ajang untuk mencari nafkah.
“Ini bukan gagal panen ya, tapi gagal tanam karena sebelum mengalami kekeringan semuanya sudah melaksanakan panen, ini untuk sawah tadah hujan. Namun untuk yang teknis ya sekarang ada yang mulai panen,’’ terangnya kepada media.
Kekeringan ini pun membuat beberapa petani di Kota Tasikmalaya menjerit, seperti yang dialami Iman (33) petani asal Sukamaju Kidul Indihiang. Mengalami kekeringan dari sejak bulan puasa lalu, Iman mengaku tidak bisa lagi bertani dan dia juga memilih untuk beralih profesi.
“Sejak puasa kemarin sawah kami mengalami kekeringan, ya sejak itu tidak bisa ditanami lagi. Ini mencoba untuk menanam benih siapa tahu ada hujan eh ternyata tidak ada, ya jadinya begini. Ini kan termasuk sawah tadah hujan, ya kalau mau ditanam lagi nungguin hujan turun,” ungkapnya.(Ian)
Leave a Reply