DEJABAR.ID, CIREBON-Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama Kementerian Koperasi dan UMKM Republik Indonedia menargetkan sekitar 8 juta UMKM di Indonesia yang sudah bertransaksi secara online pada tahun 2019. Dan untuk tahun ini, sudah sekitar 6,4 juta yang sudah bertransaksi secara online.
Hal tersebut utama diungkapkan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo RI, Septriana Tangkary, dalam acara Forum Sosialisasi Belanja dan Jualan Online: Murah, Cepat, dan Aman yang merupakan bagian dari Festival TIK 2018 di aula SMA Negeri 4 Kota Cirebon, Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, Sabtu (1/12/2018).
“Kita menargetkan 8 juta UMKM yang sudah bertransaksi secara online. Dan tahun ini sudah mencapai 85% hingga 90%, atau sekitar 6,4 juta,” jelasnya.
Septriana menjelaskan, dengan adanya program transaksi online ini, maka para pelaku usaha UMKM bisa masuk ke ranah digital. Karena, dengan dipasarkan secara digital, maka akan bisa lebih besar dan lebih luas pemasarannya daripada secara manual.
Untuk itu, lanjutnya, transaksi secara online bisa dilakukan di portal e-commerce atau market place, seperti Shopee, Bukalapak, Lazada, dan lain-lain. Karena, market place tersebut semakin populer digunakan oleh masyarakat luas.
“Ini bisa menjadi perkembangan yang positif. Karena bisa memudahkan dalam hubungan antara penjual dan pembeli. Inilah yang harus disampaikan kepada para UMKM agar semakin mengerti potensi pasar yang begitu besar,” jelasnya.
Septriana berharap, dengan semakin banyak yang memanfaatkan digitalisasi dalam memasarkan produk mereka, tidak hanya meningkatkan pemasaran saja, tapi juga meningkatan produk para UMKM. Dan juga, bisa beralih dari reseller menjadi penghasil produk.
“Meskipun reseller bagus, tapi akan lebih bagus jika bisa menghasilkan produk sendiri,” jelasnya.
Sedangkan menurut Pj Walikota Cirebon Dedi Taufik, jumlah UMKM di Kota Cirebon cukup banyak. Hanya saja perlu adanya pembekalan, terutama dalam rangka menjawab tantangan digitalisasi, yaitu industrialisasi berbasis online. Dengan begitu, market di Kota Cirebon mempunyai derajat yang tinggi.
“Kita harus ikuti era digital, yakni ke transaksi secara online yang murah, cepat, dan aman,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply