DEJABAR.ID, BANDUNG – Ceppy Setiawan (62) yang memiliki hobi akan dunia furnitur ini menyulap limbah kayu menjadi boneka lucu, boneka jepang yang diberi nama Keshi Dolls.
Usahanya ini dimulai sejak tahun 1990. Pada awalnya usaha kang Ceppy, panggilannya, adalah usaha furnitur yang dibuka sendiri di rumahnya. Lalu setelah berbincang-bincang dengan rekan kerjanya, kang Ceppy tiba-tiba kepikiran dan berkata kepada rekannya bagaimana jika dari kayu ini dibuat boneka. Lalu perbincangan itu dibahas lebih rinci lagi dan sampailah ke tahap serius untuk membuka usaha boneka jepang.
“Yah awalnya karena saya nyeletuk doang gimana kalau kayu ini dibuat boneka, eh dianya ngasih masukan. Emang karena hobi juga yaudah saya tekuni,” ujar Ceppy Setiawan selaku pemilik usaha boneka jepang kepada reporter Dejabar, Selasa(4/9/2018).
Usaha yang sudah ditekuni selama 28 tahun ini berbuah hasil yang manis. Boneka-boneka lucunya banyak digandrungi oleh semua orang bahkan sampai ke luar negeri, Thailand, Singapura bahkan Jepang sendiri. Selain itu juga sering mengikuti pameran diberbagai belahan negara. “Kalau dibawa ke pameran pasti ujung-ujungnya laku terjual banyak yang ngelirik,” tambahnya.
Kang Ceppy juga bercerita pernah suatu kali bonekanya dibawa ke suatu pameran di luar negeri sebanyak tiga dus, alhasil semua bonekanya ludes terjual habis bahkan sampai ke meja-mejanya yang memang didesain unik, lucu dan menggemaskan.
Bonekanya sendiri diproduksi oleh lima pegawainya di rumah produksi boneka khusus yang berada di samping rumahnya sendiri. Setiap harinya para pegawai dan kang Ceppy sendiri berhasil membuat ratusan boneka. “Tergantung pesanan sih, kalau emang pesananya banyak dan estimasi waktunya sedikit yah kita bisa (membuat) sampai ratusan,” ujar Dedi selaku pegawai boneka jepang ini.
Kang Ceppy juga menjelaskan selain pembeli dari luar negeri pembeli lokal pun ada. Seperti masyarakat Kota Bandung yang ingin memiliki acara hajatan nikahan, para pengkoleksi barang-barang unik, para perusahaan besar ataupun perusahaan makanan dan hotel-hotel untuk hiasan.
Biasanya yang lebih sering memesan adalah orang-orang yang ingin menikah sebagai marchendaise dan mereka memesan harus sebulan sebelumnya. “Biasanya ‘kan banyak dan waktunya kadang mepet jadi kita mau nerima asal deadlinenya sebulan,” ungkapnya.
Nama dari per bonekanya pun berbeda, beda ukuran beda nama. Seperti boneka yang berukuran 10cm diberi nama “KV10”. KV merupakan singkatan dari Kreasi Vildea dan Vildea sendiri diambil dari nama dua anaknya yaitu Vilia, anak perempuannya dan Deana anak laki-lakinya, 10 sendiri berarti ukuran bonekanya.
Beda ukuran beda harga tentunya untuk ukuran 10cm-20cm dibanderol mulai dari Rp.70.000-Rp.150.000 dan untuk yang ukuran besar dibanderol dari harga Rp.200.000-Rp.700.000. Keuntungannya per bulan kang Cepy berhasil mengumpulkan 7-8 juta. “Normalnya sih segitu tapi belum pernah kurang dari segitu sih,” tambahnya lagi.
Sejauh ini kang Ceppy sendiri mengakui belum pernah merasakan usahanya benar-benar jatuh dikarenakan ia mengerjakan usahanya ini atas dasar hobi. “Yah Alhamdullilah belum sih, soalnya saya hobi saya suka dan nyaman. Kalau dijalani karena hobi yah lancar-lancar saja,” tutupnya sambil tertawa. (eca)
Leave a Reply