DEJABAR.ID, CIREBON – Kesadaran membaca di Indonesia masih sangat minim. Sebagian masyarakatnya, terutama anak muda, lebih cenderung fokus dengan gadgetnya. Bahkan, dalam keadaan seperti kumpul bersama, masing-masing fokus dengan gadgetnya.
Memang, fokus mengunakan gadget seperti smartphone juga menjadi sebuah kebutuhan. Misalnya, seperti sedang mengerjakan tugas, bermain game, mencari info di Google, ataupun membaca cerita di internet.
Melihat fenomena seperti itu yang sering ditemukan, membuat anak muda asal Tasikmalaya bernama Fajar Rahmawan, mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fakultas Ushludin, mencetuskan ide gerakan membaca buku tanpa gadget.
Idenya berawal saat dia sering kumpul bersama teman-temannya, yang kebetulan memiliki hobi yang sama, yakni membaca buku. Dari situ, Fajar mencoba membuat sebuah gerakan kalau sedang berkumpul itu bukan hanya main game atau pun kebutuhan lainnya, tapi dengan membaca buku.
“Bukan berarti main game itu tidak bagus. Tapi saya mencoba untuk menyodorkan kebiasaan baik, yaitu dengan membaca buku. Kalau memang bagus, ayo kita sama-sama lakukan gerakan ini,” jelasnya saat ditemui dejabar.id Kedai Jawane Coffee, Jl. Perjuangan Kota Cirebon, Selasa (6/11/2018) malam.
Fajar menjelaskan, gerakan ini diberi nama Malam Rabu Bersama Buku (MRBB). Karena, kegiatan ini selalu dilaksanakan setiap malam Rabu atau Selasa malam, dari jam 20.00 WIB hingga 22.00 WIB. Dan malam ini, sudah memasuki Minggu kelima gerakan ini.
Adapun dipilihnya Kedai Jawane Coffee, karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau dengan anak-anak mahasiswa. Karena, kawasan Jalan Perjuangan merupakan kawasan yang banyak kampus, sehingga para mahasiswa setidaknya tinggal atau memilih kosan yang tidak jauh dari kampusnya.
Awalnya, yang ikut gerakan ini terhitung sekitar 30an orang. Mereka terdiri dari mahasiswa, siswa SMA, dan ada juga yang pekerja. Fajar mensosialisakan gerakan ini melalui media sosial, yang memang banyak digunakan oleh anak muda. Hingga sekarang, terjadi kenaikan peserta yang ikut, dengan rata-rata tiap minggunya sekitar 40an orang.
Aturannya sangat sederhana. Menurut Fajar, cukup matikan gadget dan baca buku. Sehingga, ketika kegiatan ini dimulai tepat pukul 20.00 WIB, mereka yang ikut harus mematikan gadget mereka, kemudian dikumpulkan di meja yang diletakkan di tengah. Kemudian, mereka mulai membaca di kursi yang mengelilingi meja berisi gadget yang dikumpulkan tersebut.
Adapun yang mengikuti gerakan tersebut, lanjut Fajar, bisa membawa buku masing-masing. Bisa buku yang sedang dibaca, ataupun buku baru. Sedangkan bagi yang tidak sempat membawa buku tapi ingin ikut, dirinya menyediakan buku untuk dipinjam dan dibaca.
“Bukunya bebas. Ada novel, non fiksi, sastra, bahkan komik,” jelas Fajar yang kini tengah membaca buku sastra Indonesia.
Fajar mengungkapkan, ini merupakan langkah kecil yang dilakukan bersama teman-temanya dalam menyebarkan virus membaca buku. Karena, kesadaran masyarakat Indonesia terkait membaca buku masih rendah. Sehingga dengan adanya gerakan ini, orang-orang akan semakin ketergantungan dengan buku, bukan lagi pada gadget.
Nantinya, gerakan Malam Rabu Bersama Buku ini tidak hanya dilakukan di kafe ini saja. Akan juga diadakan di tempat lain, asalkan itu masih di tempat umum. Bahkan katanya, di Ciamis pun ada gerakan yang sama.
“Ke depannya nanti kita juga akan adakan resensi buku yang sudah dibaca selama ini. Kemudian, dalam jangka panjang kita akan ada gerakan menulis buku minimal satu buku seumur hidup,” pungkasnya. (jfr)
Leave a Reply