DEJABAR.ID, CIREBON – Dunia literasi di Indonesia saat ini terus berkembang. Tiap-tiap orang maupun komunitas berusaha mengembangkan dunia literasi dengan caranya masing-masing. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Komunitas Literasi Gelemaca Kota Cirebon.
Gelemaca sendiri berasal dari bahasa Cirebon yang artinya mau membaca. Komunitas ini sudah berdiri hampir 3 tahun. Bahkan, para anggotanya sudah banyak menelurkan karya bukunya.
Kali ini, komunitas yang terdiri dari guru-guru di Kota Cirebon ini mengadakan Workshop Guru Menulis dengan tema ‘Wujudkan guru sebagai penggerak perubahan menuju Indonesia cerdas berkarakter dalam revolusi industri 4.0’ di Dian Boutique Hotel, Kejaksan, Kota Cirebon, Sabtu (17/11/2018).
Dalam workshop tersebut, diajarkan dan diarahkan kiat-kiat dalam menulis buku, baik itu novel, antologi cerpen, non fiksi, ilmiah, dan lain-lain, dengan menghadirkan berbagai pemateri yang juga berprogesi sebagai guru yang pernah menerbitkan buku.
Menurut Ketua Komunitas Literasi Gelemaca, Lilik Agus Darmawan, workshop ini merupakan langkah dan upaya dalam mengembangkan dunia literasi, terutama dari kalangan guru. Karena, pemerintah ingin para guru bisa menulis terkait dunia pendidikan.
“Dengan seorang guru membuat sebuah karya buku, maka akan memotivasi yang lainnya untuk membuat karya,” jelasnya saat ditemui Dejabar.id usai kegiatan, Sabtu (17/11/2018).
Sekitar 120 peserta mengikuti kegiatan ini. Mereka para guru yang berasal dari sekolah-sekolah SD, SMP, dan juga SMA yang ada di Kota Cirebon. Adapun workshop tersebut dimulai dari jam 08.00 WIB hingga 15.30 WIB.
Menurut Lilik, dengan menulis buku, para guru ini bisa menuangkan pengalamannya, ataupun pengetahuan yang dipunyainya selama ini. Sehingga, ilmu dan pengalaman tersebut bisa bermanfaat untuk yang lain.
Selain untuk guru, lanjut Lilik, Komunitas Literasi Gelemaca juga mengajarkan kepada anak-anak, agar mau membaca dan juga menulis buku. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa buku yang terbit hasil karya anak-anak SD.
“Untuk mengajarkan anak-anak memang membutuhkan kesabaran. Minimal, mereka mempunyai minat terhadap membaca buku dan menulis buku,” jelasnya yang juga menjabat sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Cirebon.
Dengan adanya kegiatan ini, Lilik berharap agar para guru bisa memacu motivasinya untuk.menorehlan karyanya. Minimal, bisa membuat satu karya seumur hidup. Sehingga dengan begitu, masyarakat bisa menikmati manfaat dari buku tersebut, dan mengembangkan dunia literasi.
“Kalau bisa, menulis buku sangat wajib bagi mereka,” pungkasnya.(Jfr)