dejabar.id, Kab Bandung – Anggota DPRD Jawa Barat terpilih Dadang Supriatna merasa yakin dan optimis, Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung merupakan lokasi yang paling siap dan paling cocok untuk dijadikan Ibu Kota Jawa Barat yang baru, ketimbang Walini atau Segitiga Rebana.
Dadang beralasan sudah sejak lama Kabupaten Bandung memang telah mempersiapkan Tegalluar sebagai kota baru dengan konsep Kota Baru Tegalluar. Bahlan lebih dari itu Kota Baru Tegalluar sudah ditetapkan dalam Peraturan DAerah Kabupaten bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027.
Menurut Anggota DPRD Jabar dari Daerah Pemilihan Jabar II Kab Bandung ini, Kota Baru Tegalluar sendiri sebenarnya sudah terwujud, sehingga lebih siap untuk dijadikan Ibu Kota Jawa Barat.
“Memang diliat dari konsep dan tata ruangnya pun Kota Baru Tegalluar ini disiapkan sebagai wilayah dengan konsep pembangunan yang terintegrasi antara perindustrian, perkantoran, permukiman, jasa, pariwisata, yang menjadi penyangga Ibu Kota Jawa Barat saat ini yaitu Kota Bandung. Jadi, saya optimis Kota Baru Tegalluar bisa jadi daerah yang paling cocok dan paling siap untuk dijadikan ibu kota baru bagi jawa Barat ketimbang dua daerah alternatif lainnya seperti yang diwacanakan,” jelas Dadang kepada wartawan ditemui di Desa Tegalluar, Bojongsoang, Jumat (30/8/19).
Anggota Fraksi Golkar DPRD Jabar ini menilai, dengan dijadikannya Kota Baru Tegalluar di atas lahan 3.500 hektar sebagai ibu kota Jawa Barat yang baru ini, akan lebih memicu percepatan pembangunan di wilayah Tegalluar dan sekitarnya. Terlebih saat ini di Tegalluar akan dibangun Stasiun Kereta Cepat Bandung-Jakarta, Jalan Tol Cileunyi Garut Tasik (Cigatas) dan Tol Gedebage-Majalaya.
Kendati begitu Kang DS, sapaan Dadang Supriatna, menyaraankan pembanguna Ibu Kota Jawa Barat yang baru ini nantinya harus benar-benar memperhatian detail engineering desain (DED)-nya, terutama menyangkut debit air pascapembangunan dan daerah resapan air agar terhindar dari banjir di musim penghujan.
“Harus dibangun sebuah danau seluas 350 hektar sebagai penampung air sebelum air dari masuk ke Sungai Citarum. Apalagi di Tegalluar juga melintas Sungai Cinambo dan Sungai Cikeruh yang bermuara ke Sungai Citarum,” terang Kang DS.
Dadang menambahkan, selain untuk penampung air dan daerah resapan atau cadangan air bawah tanah, danau tersebut juga nantinya bisa dijadikan water treatment dan obyek pariwisata.
“Bisa dijadikan water treatment, dijadikan BUMD untuk mengolah air yang bisa dijual ke perindustrian dan perumahan. Selain itu juga danau penampungan air itu bisa jadi obyek wisata yang mampu meningkatkan perekonomian dan daya beli masyarakat di sekitar Kota Baru Tegalluar,” pungkas Dadang. ***
Leave a Reply