DEJABAR.ID, PANGANDARAN-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pangandaran melakukan simulasi pemungutan dan perhitungan suara Pemilu 2019, Kamis (04/04/2019).
Kegiatan simulasi berlangsung di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 16, Dusun Kalapatiga, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran. Dalam simulasi ini, KPU sengaja memunculkan berbagai persoalan teknis yang memungkinkan dapat terjadi pada puncak pemilu pada 17 April 2019 mendatang.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pangandaran Divisi Sosialisasi Partisipasi Masyarakat, Maskuri Sudrajat mengatakan bahwa simulasi ini merupakan proses untuk menggambarkan bahwa kegiatan besok tanggal 17 April 2019 mendatang seperti ini.
“Tujuannya untuk menggambarkan nanti dimana kelemahan-kelemahan tersebut kekurangannya supaya nanti bisa disosialisasikan kepada semua KPPS,” ujarnya kepada dejabar.id dilokasi simulasi pemungutan dan penghitungan suara, Kamis (04/04/2019).
Untuk kendala yang ditemukan dalam simulasi tersebut, kata Maskuri, pertama dari pelipatan setelah dicoblos terutama yang umur lanjut itu memerlukan waktu kurang lebih dalam tenggang waktu 4 menit lebih itu yang umuran 50 tahun ke atas.
“Tetapi untuk pemilih yang umuran 40 tahun kesini bisa dipercepat kurang lebihnya sekitar 2 menitan, untuk standar waktu paling sekitar 3 menit. Kalau 3 menit tenggang waktunya sampai jam 12.00 itu sudah kelar kalau pemilihnya itu sebanyak 300 orang,” paparnya.
Untuk menanggulangi kendala tersebut, Maskuri menegaskan pihaknya nanti akan berkomunikasi langsung dengan pihak KPU Provinsi gimana treatment atau kebijakan dari mereka agar kami langsung mensosialisasikan ke KPPS seluruh Pangandaran.
“Aslinya bahwa petugas KPPS itu 7 orang tambah keamanan sebanyak 2 orang dan itu sesuai dengan yang akan dilakukan di TPS ini,” sebut Maskuri.
Maskuri menambahkan, kegiatan simulasi pemungutan dan penghitungan suara se-Kabupaten Pangandaran sesuai arahan hanya dilaksanakan di sini yang merupakan basis nelayan.
“Kenapa alasan dipilih basis nelayan, karena tim nilai dari KPU RI dan KPU Provinsi berasumsi bahwa nelayan pangandaran yang kurang disentuh dari sisi sosialisasi pemilu 2019,” ungkapnya.
Hasil pantauan dilokasi simulasi, Maskuri mengatakan para pemilih tampak sudah paham bagaimana tata cara pencoblosan.
“Ternyata Relawan Demokrasi (Relasi) yang sudah kami bentuk sebagai mitra kami ternyata sudah menyisir ke mereka-mereka khususnya basis nelayan sehingga banyak basis nelayan yang paham tata cara pencoblosan,” pungkasnya. dry)
Leave a Reply