Press ESC to close

Mantap! Perhutani Majalengka Miliki 8 Pesona Wisata Alam

  • September 20, 2018

DEJABAR.ID, MAJALENGKA – Perhutani KPH Majalengka ternyata memiliki Delapan pesona wisata alam yang menjadi favorit warga Kabupaten Majalengka.
Obyek wisata yang dibawah pengelolaan Perhutani Majalengka itu. Yakni, Cadas Gantung, Batu Lawang, Talaga Pancar, Curug Situhiyang, Gunung Karang, Puncak Hyang Dora, Pasir Ole-ole dan Situ Nyaimas Cincin.
Administratur (Kepala) KKPH Majalengka Beddi Taviffudin melalui Humas Perhutani Majalengka Asep Wahidin menjelaskan, objek wisata alam yang dikelola atau berada di kawasannya, setidaknya ada 8 titik.
Tingginya animo masyarakat dalam mengunjungi obyek wisata tersebut dalam beberapa tahun terakhir ini menjadikan pihak Perhutani menjadi salah satu kontributor atau tulang punggung pendapatan perusahaan.
“Kalau biasanya kontribusi pendapatan Perhutani dari hasil hutan kayu. Sekarang dan kedepan wisata alam ini akan dijadikan tulang punggung pendapatan perusahaan. Terlebih Perhutani kan instansi milik pemerintah yang harus menghasilkan pendapatan dari jasa lingkungan,” katanya, Kamis (20/9/2018).
Namun meski demikian, pihaknya selalu mengedepankan keberlangsungan keseimbangan alam hutan tetap terjaga. Satu sisi pihaknya harus mengejar target pendapatan dari hasil hutan, baik kayu maupun non kayu.
Namun, disisi lain, lanjut dia, harus tetap bisa menjaga manfaat keberadaan hutan itu sendiri. Baik untuk masyarakat maupun perusahaan.
“Intinya kami akan terus menggenjot pendapatan secara berimbang baik dari hasil hutan kayu dan non kayu,” ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini pihak Perhutani akan fokus mencari menambah penghasilan dari non kayu, sebab saat ini animo masyarakat terhadap tempat wisata alam yang ada di Perhutani terus meningkat.
“Dari beberapa objek wisata yang dikelola kami dibagi menjadi beberapa kategori wisata, dari rintisan, edukasi, hingga panorama alam seperti situ, cadas gantung dan banyak lagi. Di situ, kami tingkatkan beberapa fasilitas untuk memanjakan para pengunjung,” ungkapnya.
Dalam kondisi saat ini, lanjut dia, tak sulit mengembangkan potensi wisata alam yang sudah ada itu. Jika didukung anggaran dan Sumber Daya Manusia (SDM) akan mampu bersaing dengan daerah lain.
“Kalau menurut saya dalam mengembangkan wisata alam itu perlu memperhatikan atau mengedepankan visi dan misi Perhutani itu sendiri,” imbuhnya.
Dia menambahkan, Perum Perhutani sendiri merupakan BUMN kehutanan milik pemerintah. Sedangkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) itu dibawah pemerintahan desa sekitar hutan wilayah Perhutani Majalengka yang bekerjasama dengan Perhutani untuk menjaga dan melestarikan serta memberikan manfaat secara ekologi, ekonomi dan sosial, demi mewujudkan hutan lestari masyarakat bisa sejahtera.
“Kami mencontohkan seperti tempat wisata Talaga Pancar sebagian besar yang mengelola itu SDMnya. Sedangkan kalau untuk infrastruktur, kami mengharapkan stakeholder dalam hal ini pemerintah terkait. Sebab, dalam mengembangkan wisata itu yang terpenting adalah akses jalan, karena itu kami sangat mengharapkan kerja sama pemerintah daerah,” jelasnya.
Dikatakan dia, obyek wisata alam milik perhutani itu untuk manajerial, bekerja sama atau melibatkan masyarakat. Namun pihaknya tetap menyediakan fasilitas operasionalnya dan masyarakat mendukung untuk mengembangkan kreativitasnya dalam membangun spot wisata alam.
“Dalam pengelolaan wisata ini, kami lebih mengedepankan kerja sama dengan warga sekitar agar perekonomiannya meningkat. Seperti obyek wisata cadas gantung, talaga pancar dan lain sebagianya,” ucapnya.
Salah seorang warga Desa Lengkong, kecamatan Sindangwangi, Pai Supardi mengaku, terlibat langsung dalam pengelolaan obyek wisata di Talaga Pancar. Dirinya mengaku menyediakan latihan memanah bagi setiap pengunjung atau wisatawan yang berkunjung tersebut.
“Talaga Pancar ini milik perhutani, kami sangat bersyukur bisa bekerjasama dalam mengelola obyek wisata sehingga  dapat membantu perekonomian masyarakat,” tegasnya. (jja)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *