Menikmati Renyahnya Kue Gapit Khas Cirebon


DEJABAR.ID, CIREBON – Kue gapit merupakan makanan khas Cirebon yang sangat digemari oleh masyarakat. Kue ini berbentuk pipih berdiameter kecil dan biasanya ada motif kotak-kotak yang timbul. Terkadang, ada juga yang berdiameter lebar. Cita rasanya cukup gurih dan ada kacang tanahnya untuk yang original.

Kue gapit cukup mudah ditemui di toko-toko kue di Cirebon. Kue ini biasa dijual dalam kemasan plastik ukuran 1 kilogram dan 2 kilogram. Harganya pun berbeda-beda, tergantung dari produsen. Kue gapit sangat cocok dinikmati dengan ditemani segelas kopi dan sambil berkumpul.

Menurut salah satu produsen, Suryat Hidayat, kue gapit merupakan salah satu makanan khas Cirebon yang cukup unik pembuatannya. Kue ini terbuat dari adonan tepung, aci, garam, kelapa, vetsin, serta bumbu khas yang biasanya dibuat oleh masing-masing produsen.

Cara pembuatan gapit masih terbilang tradisional. Pertama-tama, adonan yang sudah dibuat tersebut dimasukkan ke dalam sebuah penggorengan berbentuk kotak, dalam bentuk yang kecil-kecil. Biasanya, dalam satu kotak penggorengan berisi 16 adonan kecil kue gapit.

Setelah itu, penggorengan yang terdiri dari dua macam tersebut disatukan, dan menekan adonan-adonan tersebut hingga pipih. Untuk itulah, kue tersebut dinamakan gapit, karena prosesnya digapit atau dijepit oleh dua macam penggorengan. Kemudian, penggorengan tersebut harus dibolak-balik dengan cepat supaya tidak gosong. Tidak perlu waktu lama, gapit pun sudah matang.

“Gapit yang matang ini akan renyah. Jika melempem berarti kurang lama,” jelasnya saat ditemui dejabar.id di kediamannya sekaligus pabrik tempat produksinya di Dawuan, Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Kamis (25/7/2019).

Dalam pembuatan gapit dengan merk Agung Jaya ini, lanjutnya, dirinya dibantu oleh tiga orang, dengan setiap harinya menghasilkan sekitar setengah kuintal adonan. Dari setengah kuintal tersebut, dihasilkan sekitar 50 bal atau bungkusan sebesar 1-2 kg. Hasil produksinya pun langsung dikirimkan ke toko pelanggan-pelanggannya hari itu juga.

Suryat mengaku, adonan gapit harus dipastikan terpakai semua untuk membuat gapit. Karena, jika dibiarkan terlalu lama, maka adonan akan asam dan tidak bisa digunakan untuk membuat gapit.

“Karena ada kelapanya. Dalam 2 jam lebih, 1 karyawan menghabiskan sekitar 5 kg adonan,” tuturnya.

Kemampuan membuat gapit ini diturunkan langsung dari orang tuanya, yang memang produsen gapit. Namun, Suryat membuat sendiri bumbu gapitnya, sehingga cita rasanya berbeda dengan yang lainnya. Selain membuat rasa original, Suryat juga menyediakan rasa-rasa lainnya, seperti kelapa, kacang, keju kacang, keju susu, dan keju udang.

“Saya awalnya mencoba-coba dalam membuat rasa baru. Setelah dirasa enak, maka saya langsung produksi banyak,” tuturnya.

Suryat mengakui dirinya tidak pernah menggunakan pengawet. Biasanya, ketahanan gapit bisa sebulan hingga dua bulan. Namun untuk yang ada kacangnya, biasanya hanya tahan sampai dua Minggu saja. Namun, kue gapit rasa kacang tesebut justru banyak diburu oleh masyarakat. Sehingga, stoknya sellaau habis.

“Setelah dianjurkan pakai jeruk nipis, baru bisa bertahan lama,” pungkasnya.(Jfr)


Choose A Format
Personality quiz
Series of questions that intends to reveal something about the personality
Trivia quiz
Series of questions with right and wrong answers that intends to check knowledge
Poll
Voting to make decisions or determine opinions
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals
List
The Classic Internet Listicles
Countdown
The Classic Internet Countdowns
Open List
Submit your own item and vote up for the best submission
Ranked List
Upvote or downvote to decide the best list item
Meme
Upload your own images to make custom memes
Video
Youtube and Vimeo Embeds
Audio
Soundcloud or Mixcloud Embeds
Image
Photo or GIF
Gif
GIF format