DEJABAR.ID, JAKARTA-Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menuntut kepada pihak berwajib unutk melakukan tes visum dan pemeriksaan medis terhadap ratusan petugas KPPS yang meninggal. Menurut Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari, hal itu justru merupakan hal yang sangat menyedihkan.
Eva mengatakan, Prabowo telah melakukan politisasi kematian. “Sementara banyak keluarga korban menolak kematian almarhum/almarhumah keluarga mereka dikaitkan dengan politik group Prabowo. Jadi dewasalah, terimalah kekalahan jangan menciptakan masalah dan penderitaan baru bagi keluarga yang kehilangan,” tegas Eva dikutip dari Gesuri, Senin (13/5/2019).
Apalagi, lanjut Eva, visum adalah hak keluarga. Sehingga pihak manapun tak bisa memaksa untuk membongkar kubur mereka kembali.
“Penelitian Kementerian Kesehatan di Makasar menunjukkan bahwa ada 13 jenis penyakit yang memicu kematian 200 an petugas pemilu di sana yang usianya 50-59 tahun. Jangan lupa, Makasar yang menang 02, jadi tidak ada unsur kesamaan yang menunjukkan kesengajaan atau rekayasa, kecuali kematian itu sendiri,” ungkap Eva.
Eva juga meminta agar Prabowo dan kelompoknya berhenti membelah masyarakat. Dia mengatakan pemilu sudah usai, dan saatnya elit mempersatukan rakyat untuk bekerja bersama.
Menurut Eva, hal yang penting saat ini dan ke depannya adalah perbaikan atau pengetatan prasyarat untuk menjadi petugas pemilu terkait kesehatan sehingga insiden kematian bisa diperkecil. Karena untuk dihilangkan tidak mungkin karena setiap pemilu ada kematian dari petugas pemilu dan menurut Perludem kenaikannya di tahun 2019 pun proporsional sesuai tambahan TPS.
“Semoga pak Prabowo memunculkan sikap dewasa dan kenegarawanan, rakyat membutuhkan model pemimpin yang memenangkan kepentingan bangsa daripada individu dan golongan, apalagi di luar koridor konsensus atau hukum yang disepakati bersama,”pungkas Eva.(red/gesuri)