Mitos Batu Kursi di Cirebon, Siapapun yang Duduk akan Terkabul Permintaannya


dejabar.id, Cirebon – Praktek mistis menjelang Pemilihan Kuwu (Kepala Desa) di Kabupaten Cirebon bukan hal yang aneh. Pesta demokrasi tingkat desa di Kabupaten Cirebon yang digelar 5 tahun sekali ini, selalu dipenuhi praktek mistis, di samping praktek money politik.

Sebut saja seperti dukun-dukun atau paranormal yang kerap kebanjiran job di musim Pemilihan Kuwu. Mereka biasanya disewa oleh para calon Kuwu untuk bisa memenangkan Pemilihan Kuwu.

Selain praktek dukun, hal yang unik lainnya adalah keberadaan Batu Kursi yang berada di Desa Greged Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon. Batu ini terletak di kebun milik seseorang bernama Uyi. Batu yang berbentuk seperti kursi tersebut, konon katanya dipercaya bisa mengabulkan permintaan bagi siapapun yang duduk di atasnya, seperti jabatan.

Meskipun zaman sudah modern ini, namun keberadaan batu ini masih dipercaya oleh sebagian kalangan masyarakat yang hendak mengikuti pemilihan pejabat. Bahkan, banyak juga masyarakat yang datang dari luar Cirebon untuk mengadu nasib di batu ini.

Menurut Puri selaku tokoh masyarakat di Kecamatan Greged, banyak orang yang datang ke Batu Kursi, terutama menjelang pemilihan Kuwu. Mereka datang dengan kepentingannya masing-masing.

“Biasanya mereka membawa serabi, sate, dan sebatang rokok sebagai sesajennya,” jelasnya, Selasa (8/10/2019).

Puri menambahkan, mereka biasanya melakukan doa-doa sebelum duduk di atas batu. Hal tersebut seringnya dilakukan pada malam hari, karena agar tidak ada siapapun yang melihatnya.

“Tapi biasanya meminta izin dulu kepada warga,” tuturnya.

Sedangkan menurut Edi selaku tokoh masyarakat yang lain, Batu Kursi yang ada di desanya sudah ada sejak lama. Bahkan batu ini pernah diteliti oleh para ahli arkeologi pada tahun 2011 dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Badan Pengembangan Sumber Daya Balai Arkeologi Bandung yang dipimpin oleh Ketua Tim Drs. Lutfi Yondri M. Hum dan enam anggota peneliti arkeologi Bandung.

Penelitian itu mengungkapkan jika batu kursi dan susunan batu monolit di atas batu punden, sudah ada sejak lama dan tidak banyak informasi yang dapat diperoleh. Batu Kursi tersebut berasal dari bongkahan batu andesit yang diperkirakan dipahat, sebagian diantaranya untuk mendapatkan bidang datar dan bidang senderan.

“Kemungkinan wilayah itu dulunya tempat berkumpul, di mana batu tersebut berfungsi sebagai tempat duduknya orang yang dituakan atau memegang jabatan penting dalam kelompok,” pungkasnya.(Jfr)