DEJABAR.ID, CIREBON – Museum Situs Taman Purbakala Cipari merupakan salah satu situs purbakala yang berada di wilayah Ciayumajakuning, tepatnya di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Situs ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Sjarif Thajeb pada tanggal 23 Februari 1978.
Menurut salah satu pelaksana Museum Situs Taman Purbakala Cipari, Rokiman, tempat tersebut memiliki luas 7000 meter persegi, yang terdiri dari lokasi taman yaitu yang dikelilingi tembok batu setinggi 2 meter, yang Iuasnya 2.500 meter persegi, dan sisanya tempat parkir dan halaman Iainnya berikut rumah jaga.
Susunan pagar batu tersebut merupakan pemisahan antara area yang sudah pernah digali dengan yang belum. Di dalam areanya sendiri, terdapat beberapa benda peninggalan megalitikum, seperti Peti Kubur Batu, Menhir, Meja Altar, Dolmen, Altar Batu Punden Berundak, Batu Temu Gelang, dan Batu Dakon. Semuanya terlihat terawat dengan sangat baik dan bersih.
Sedangkan benda-benda di dalam bangunan museum sendiri terdiri dari kapak batu, gelang batu, kapak perunggu, gelang perunggu, lumpang batu, batu obsidian, hematit, batu bahan, bulatan tanah, kendi, pendil, jembaran, kekeb, delepak, bokor, cangkir, dan tempat sayur. Semuanya ditempatkan di dalam etalase kaca.
Awalnya, situs ini adalah tanah milik petani bernama Wijaya, berikut milik beberapa warga masyarakat lainnya. Semula pada permukaan tanah tidak nampak adanya monumen-monumen maupun artefak yang bercirikan kepurbakalaan.
Pada tahun 1971, Wijaya menemukan jenis batuan yang mirip dengan batu yang pernah dipamerkan di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur. Informasi ini lalu diteliti oleh Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN) di Jakarta dengan mengadakan penggalian percobaan.
“Penemuan ini dilaporkan ke LPPN di Jakarta. Dan selanjutnya, diadakan penelitian dan penggalian,” jelas Rokiman saat ditemui Dejabar.id di Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Sabtu (9/2/2019).
Pada tahun 1972, ditemukan sebuah Peti Kubur Batu yang merupakan salah satu ciri dari pengalaman hidup manusia masa prasejarah. Lalu, Penelitian secara arkeologi dan sistematis pada tahun 1975 di bawah pimpinan Teguh Asmar MA dari Direktorat Sejarah dan Purbakala Direktorat Jenderal Kebudayaan, melakukan penggalian yang menghasilkan temuan peti kubur batu yang ke 2, perkakas batu perunggu dan gerabah, serta berkas-berkas bangunan masa prasejarah.
“Penggalian tahun 1975 ini merupakan penggalian terakhir dan total. Benda-benda bersejarah pun mulai diamankan,” jelasnya.
Berdasarkan hasil dari tes karbon, lanjutnya, benda-benda peninggalan purbakala di Cipari ini diperkirakan sudah berusia 1500 hingga 1000 tahun SM, yakni di era Megalitikum akhir dan awal-awal Neolitikum.
Kemudian, tahun 1976 mulai dibangun Museum Situs Taman Purbakala Cipari. Dan tanggal 23 Februari 1978 diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sjarif Thajeb.
“Tidak diketahui apakah akan ada penggalian lagi atau tidak. Karena, situs ini sudah masuk dalam pengelolaan Kemendikbud. Saya bersama 6 orang pengelola situs ini hanya menjaga saja,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply