Press ESC to close

Naiknya Nilai Dolar, Industri Rotan di Cirebon Raup Untung Besar

  • September 6, 2018

DEJABAR.ID, CIREBON – Naiknya nilai kurs Dolar hingga tembus Rp 15.000 per Dollar Amerika, membuat berkah tersendiri bagi pengusaha meubel rotan di Cirebon, yang mengekspor barangnya. Sebab, meskipun keuntungannya hanya 5% hingga 10%, namun bisa merambah kesempatan ekspor yang lebih besar.
Menurut salah satu pengusaha meubel rotan di Cirebon, Sumarcha, naik turunnya nilai kurs Dolar terhadap Rupiah, sudah menjadi hal biasa baginya. Sebab, terdapat beberapa komponen dalam industri rotan yang masih tergantung pada naik turunnya nilai kurs Dolar.
“Ada tiner, melamin, dan cat ada yang menggunakan produk impor. Karena masih baru, tetapi ada nilai keuntungannya,” jelasnya saat ditemui dejabar.id di rumah produksinya di Jl. Ki Gede Cangkring, Plered, Kabupaten Cirebon, Kamis (6/9/2018).
Sumarcha menjelaskan, industri rotan memang mengalami kenaikan, termasuk ketika Dolar mengalami kenaikan. Karena pada dasarnya, semua produk meubel dan furnitur rotan sangat disukai oleh konsumen dari luar negeri sana. Sehingga, meningkatkan nilai ekspor.
“Rotan juga merupakan bahan baku yang ramah lingkungan dan bisa berkelanjutan. Walau memang masih ada pasar untuk rotan sintetis, namun sekarang trennya ke rotan alami. Karena, perhatian dunia akan bahan baku ramah lingkungan sangat besar,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, Cirebon masih menjadi eksportir meubel rotan terbesar di dunia. Berbagai harga jual tersedia tergantung dari kualitas, mulai dari yang biasa sampai yang kualitas tinggi. Sasaran pasarnya pun sebagian besar berada di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Afrika, dan Asia.
“Jadi, meskipun Dolar naik, bisa menjadi nilai tambah bagi ekspor kita, karena kita kirim setiap minggu dengan jumlah sekitar 5 hingga 10 kontainer,” pungkasnya.(jfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *