DEJABAR.ID, MAJALENGKA-Setelah musim tanam baru usai akhir Nopember lalu, para petani di Desa Leuwiseeng, Pasirmuncang dan Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, kini tengah berharap-harap cemas soal keberlangsungan pupuk untuk tanaman padinya.
Para petani di Majalengka memang berharap kelangkaan pupuk tidak terjadi lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab, selain ketersediaan air, kelangkaan pupuk juga sangat berpengaruh terhadap kualitas panen padi.
“Kami berharap kelangkaan pupuk tidak terjadi lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, karena pupuk sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen. Kalau langka otomatis berkurang hasil panen,” kata Cicih salah seorang petani di Kecamatan Panyingkiran, Jumat, (7/12/2018).
Menurut dia, kelangkaan pupuk kerap menjadi permasalahan setiap mulai musim tanam. Bahkan, dulu pernah terjadi pupuk phonska yang sangat dibutuhkan petani mulai langka. Pupuk tersebut harus dipesan terlebih dahulu dari toko maupun distributor.
“Pupuk jenis lain seperti urea, banyak di distributor atau Usaha Dagang (UD) di daerah ini. Tapi di tahun-tahun sebelumnya pupuk phonska sulit mendapatkannya. Mudah-mudahan sekarang hal tersebut tidak terjadi lagi,” harapnya.
Sementara itu, petani di Desa Leuwiseeng, Parman menyebutkan, kelangkaan pupuk belum terjadi saat ini meski musim tanam telah usai.
Meskipun kebanyakan petani melakukan pemupukan di daerahnya, stok pupuk phonska masih tersedia di distributor.
“Sekarang katanya masih ada pupuk phonska di distributor, tapi tak tahulah beberapa minggu lagi setelah akan dimulai pemupukan,” ujarnya.
Cicih dan Parman serta petani lainnya berharap, kelangkaan pupuk phonska bersubsidi tidak terjadi tahun ini dan pada tahun berikutnya. Karena, pupuk phonska lebih terjangkau harganya dibanding pupuk lain.
“Sebenarnya bukan hanya pupuk phonska yang bagus untuk pertumbuhan dan kualitas padi, pupuk lain juga masih banyak, tapi harganya bisa saja dua kali lipat dari pupuk ponska,” tandasnya. (jja)
Leave a Reply