DEJABAR.ID, CIREBON-Iring-iringan rombongan patroli polisi melintas melewati depan balaikota, kemudian masuk ke dalam halaman balai kota. Suara sirine pun sahut menyahut membelah udara. Suasana awalnya terasa sangat tenang. Namun tiba-tiba, sebuah mobil menyalip mobil kol buntung yang tengah membawa kotak suara.
Orang-orang dari dalam mobil tersebut membawa senjata dan menyulik seseorang dari dalam mobil kol buntung yang membawa kotak suara. Kemudian, membawanya kabur dan menghilang. Bunyi tembakan pun terdengar sahut menyahut.
Tidak beberapa lama, datang tim elit khusus dari kepolisian yang membawa senjata. Mereka langsung menyerbu tempat persembunyian para penculik tersebut, lalu melumpuhkannya. Tak lupa, suara tembakan kembali menyahut. Dan juga, suara musik ala film action Mission Impossible pun selalu menggema.
Sekilas kejadian tersebut seperti nyata. Tapi tenang saja, kejadian tersebut merupakan awal dari Simulasi Sispamkota dalam rangka pengamanan Pilpres dan Pileg 2019 di depan Blora Cirebon, Jalan Siliwangi Kota Cirebon, Jumat (7/12/2018).
Adegan bukan hanya itu saja. Ada juga adegan demo dan aksi unjuk rasa besar-besaran. Sehingga, membuat satu pleton jajaran Brimob, Polri, dan TNI diturunkan. Bahkan, ada juga unit water canon untuk membubarkan massa.
Kemudian, simulasi ditutup dengan tim Gegana Polda Jabar menjinakkan bom yang ditemukan. Dengan menggunakan pakaian lengkap tahan bom, seorang petugas tengah memindahkan bom berwarna kuning ke tempat yang aman, kemudian meledakkannya.
Menurut Kapolres Cirebon Kota AKBP Roland Ronaldy, simulasi ini bertujuan untuk menyiapkan personel Polres Cirebon Kota dalam agenda pengamanan jalannya Pilpres dan Pileg 2019. Sehingga dengan latihan ini, para personil tahu apa yang harus dilakukan saat hal tersebut terjadi.
“Jadi, ini memberikan pelatihan kepada personil bahwa kita siap mengamankan Pilpres dan Pileg 2019 nanti,” jelasnya saat ditemui awak media usai mengadakan simulasi, Jumat (7/12/2018).
Dalam simulasi ini, lanjut Kapolres, terdapat 5 skenario yang dilakukan. Untuk skenario pertama, adalah proses penculikan dan perampasan distribusi kotak suara. Yang kedua, proses kampanye dan adanya tim bullshit. Ketiga, proses pencoblosan dan adanya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang mengamuk di TPS. Kemudian yang keempat, adalah aksi unjuk rasa dan penjarahan dari yang kecil, hingga besar-besaran yang menyebabkan diturunkannya satu pleton pasukan. Dan yang terakhir, adalah penjinakan bom.
Untuk simulasi ini, tambahnya, jumlah personil yang diturutsertakan berjumlah 1000 orang, yang terdiri dari gabungan TNI, Polri, Brimob, dan masyarakat. Untuk anggota Polri sendiri berjumlah sekitar 800 orang.
Sedangkan menurut Pj Walikota Cirebon Dedi Taufik, dirinya mengapresiasi jalannya simulasi ini. Tentunya dalam pelaksanaannya, diperlukan pengamanan yang betul-betul sistematik.
“Simulasi ini supaya semua pihak memahami, agar masyarakat bisa merasakan suasana yang aman dan kondusif di Pileg dan Pilpres 2019,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply