DEJABAR.ID, SUBANG – Selain sering kehabisan obat dan pelayanan yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat, saat ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng Subang dikabarkan memiliki tunggakan labu darah kepada PMI sebesar Rp1 miliar.
Tunggakanan sebesar itu diketahui untuk pembayaran labu darah yang dipergunakan selama 4 bulan dari mulai bulan Agustus sampai November 2018.
“Memang ada tunggakan sebesar itu,” kata Ketua PMI Subang H. Komir Bastaman kepada wartawan, Selasa(4/12/2018).
Menurut Komir, saat ini rumah sakit selalu membutuhkan darah, dimana selaku penyelenggara pengumpul darah selama ini PMI selalu memberikan darah kepada rumah sakit milik daerah itu.
Namun karena alasan tagihan BPJS belum cair, labu darah yang dibeli PMI dari perusahaan pemasok labu darah belum juga dibayar.
“Kita bukan jual darah, karena dalam aturan darah tidak boleh diperjual belikan. Ini PMI menagih pembayaran kantong labu darah yang kita beli. Sekarang perusahaan tembah labu darah sudah menangih terus,” katanya.
Akibat tunggakan RSUD kepada PMI tersebut, menyababkan pasokan kantong labu darah saat ini sudah mulai berkurang. Jika RSUD tidak kunjung membayar mungkin stoknya akan habis dan PMI tidak bisa membeli lagi labu darah.
“Rumah sakit harus memperhatikan untuk pembelian kantong labu darah ini, karena tentunya rumah sakit juga yang akan membutuhkan darah. Kasian masyarakat nantinya yang membutuhkan darah,” kata Komir.
Sementara Plt Direktur Utama RSUD Ciereng Subang, Dr. Nunung Suhaeri, membenarkan adanya tunggakan pembayaran kantong labu darah kurang lebih Rp1 miliar ke PMI.
”Keterlambatan pembayaran kantong labu darah tersebut dikarenakan rumah sakit masih menunggu pencairan tagihan ke BPJS,” kata Nunung.
Menurut Nunung, rumah sakit telah mengklaim tagihan ke BPJS untuk bulan Oktober dan NoVember 2018 sebesar Rp16,5 miliar.
“Mohon kiranya bersabar dulu, mungkin jika telah ada kita akan bayarkan, dikarenakan darah memang sangat dibutuhkan,” pungkasnya.(Ahy)