DEJABAR.ID – CEO Twitter dalam akun Twitternya mengatakan bahwa Twitter sedang menguji coba dua fitur baru, yaitu fitur presence yakni memberikan tanda jika seseorang sedang online, dan threading yang akan membuat thread Twitter lebih mudah dibaca.
“Sedang mencoba fitur baru Twitter: presence (siapa yang sedang online di Twitter sekarang?) dan threading (lebih mudah membaca percakapan),” kata Dorsey melalui akun Twitternya, seperti dikutip dari TechCrunch, Selasa (4/9/2018).
Fitur presence nantinya akan mirip dengan status online seperti di Facebook Messenger. Di samping foto profil pengguna akan ada bulatan warna hijau yang menandakan bahwa pengguna tersebut sedang online.
Sementara untuk fitur threading, akan menyatukan percakapan di Twitter dalam satu ‘tempat’ sehingga lebih mudah dibaca dan diikuti oleh pengguna.
hey Twitter. we’ve been playing with some rough features to make it feel more conversational here. presence and reply threading. still early and iterating on these ideas. thoughts? pic.twitter.com/3U3NvpHWPy
— Sara Haider (@pandemona) August 31, 2018
Kendati masih dalam tahap uji coba, sudah ada beberapa pengguna Twitter yang menyatakan kekhawatirannya jika pengguna lain dapat melihat status online mereka dan pun berharap jika ini merupakan fitur optional.
Head of Product Twitter Sara Haider pun merespon kekhawatiran ini dengan mengatakan bahwa ia tentu menginginkan pengguna memiliki kontrol sepenuhnya terhadap status online-nya.
Sehingga kemungkinan, fitur ini merupakan fitur opt-in atau memiliki opsi untuk opt-out. Belum diketahui kapan kedua fitur ini akan tersedia untuk pengguna Twitter. Tetapi sepertinya, beberapa pengguna yang tergabung dalam test group sudah mencoba kedua fitur ini.
Dilansir dari laman Techcrunch, Twitter mengatakan bahwa akun yang dipermasalahkan adalah pengguna yang sebelumnya telah ditangguhkan akibat ucapan kasar atau berupaya lari dari pemblokiran sebelumnya.
Para pelaku atau pencipta akun palsu ini sepertinya telah mampu mengatasi upaya Twitter untuk menghapusnya dengan menyiapkan akun lain. Perusahaan mengatakan gelombang baru penangguhan akan mencapai pada pekan ini, dan akan berlanjut di pekan mendatang.
Twitter baru-baru ini memfokuskan pada penangguhan akun secara agresif, sebagai bagian dari upaya untuk membendung arus disinformasi, bot, dan penyalahgunaan layanannya. The Washington Post, misalnya, Juli lalu menyebut Twitter telah menangguhkan sebanyak 70 juta akun antara Mei dan Juni, dan berlanjut pada Juli pada kecepatan yang sama.
Akibatnya pengguna Twitter terus menyusut. CFO Twitter Ned Segal pun segera menyanggah laporan tersebut. Ia mengatakan penghapusan akun-akun ini tidak memengaruhi metrik pengguna perusahaan.
Basis pengguna Twitter tahun ini terus menyusut. Perusahaan ini telah kehilangan satu juta pengguna aktif bulanan di kuartal kedua, dengan 335 juta pengguna secara keseluruhan dan 68 juta di AS.
Leave a Reply