KOTA BANDUNG – Lembaga survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) merilis temuan survei yang mereka lakukan mulai 20 Juli sampai 30 Juli 2022.
Dalam rilis survei ini hadir di antaranya, peneliti IPRC, Fahmy Iss Wahyudy, Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC, Idil akbar, Komisioner Bawaslu Kota Bandung, Fereddy, Komisioner KPU Kota Bandung, Adi Presetyo, dan perwakilan dari Kesbangpol Kota Bandung, di Jalan Merdeka, Jumat (15/8).
Fahmy menyampaikan bahwa dalam survei yang dilakukannya ini menggunakan responden sebanyak 1002 orang dengan metode multistage random sampling.
Dari jumlah 1002 orang ini, ada sebanyak 934 orang atau 93 persen yang berhasil diwawancarai dengan margin eror sekitar 3,2 persen dan tingkat kepercayaan sekitar 95 persen.
“Kami lakukan survei di 30 kecamatan yang ada di Bandung dengan paling banyak wilayah Babakan Ciparay dan Cinambo yang terkecil. Responden laki-lakinya itu sekitar 50,4 persen sedangkan perempuannya 49,6 persen,” katanya.
Fahmy pun mengungkapkan dalam survei ini pihaknya berfokus pada politik identitas yang pembahasannya terkait sosok pemimpin baik segi agama, etnis, maupun suku.
Namun, menjadi permasalahan ialah perbincangan politik terkait pemilu 2024 masih sangat kurang perhatiannya dari masyarakat Bandung berbagai usia yang disebabkan belum adanya peristiwa politik yang dapat menjadikannya pembahasan baik saat berkumpul atau melalui media sosial.
“Dari survei yang kami lakukan pemilu 2024 ternyata politik identitas ini bukanlah menjadi tren. Dan perbincangan politik masih minim lantaran belum ada peristiwa politik yang bisa dongkrak isu-isu untuk diperbincangkan. Perbincangan politik akan tinggi ketika ada aktor dan peristiwa politik,” ujarnya.
Berdasarkan data survei IPRC, sebanyak 37,2 persen warga Bandung kurang tertarik membahas politik atau pemilu 2024 dengan alasan masih bukan prioritas.
Lalu, 40 persennya tak pernah bicarakan politik ketika berkumpul, serta ada sebanyak 59 persen tak menggunakan media sosial dalam membicarakan politik.
“Tapi, yang bisa ketahui dari survei ini ada sekitar 40,6 persen warga Bandung ingin sosok wali kota selanjutnya ialah harus orang Bandung dan tak ingin adanya dari dinasti politik,” katanya seraya menyebut alasan responden memilih ingin warga asli Bandung lantaran supaya mengetahui permasalahan Bandung.(*)
Leave a Reply