Dejabar.id – Kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) di bawah ST Burhanuddin dianggap berhasil dalam menindak kasus korupsi. Diantaranya adalah dua kasus korupsi besar tengah diusut Kejagung, yakni korupsi di PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asabri.
Bahkan, ST Burhanuddin sempat menyatakan akan mengkaji kemungkinan penerapan hukuman mati untuk dua perkara yang merugikan negara hingga triliunan rupiah tersebut.
Melihat kinerja Kejagung, aktivis anti korupsi dan mantan peyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo mengatakan, sangat mengapresiasi kinerja kejagung.
“Salah satu prestasi dari kejangung yah, berhasil mengungkap kasus ASABRI dan Jiwasraya. Dari dua kasus ini saja niainya sangat masif. Total kerugian negara dan aset yang diambil kembali saja sudah sangat besar,” katanya saat dikonfirmasi Bantenhariini, Selasa (30/11/2021).
Ia juga sangat mengapresiasi Kejagung terkait wacana hukuman mati bagi koruptor. “Yang kita takutkan adalah bahwa hukuman mati ini hanya wacana saja, Hukuman mati ini semestinya bukan wacana atau perdebatan, tapi sudah ada pasca reformasi sudah di formilkan dalam Undang – Undang Tindak Pidana Korupsi,” katanya.
Ia menambahkan, tingkat korupsi di Indonesia cenderung meningkat, oleh karena itu perlu adanya penindakan hukum yang tegas. “Salah satu parameternya adalah indeks persepsi korupsi yang dikeluarkan transparansi internasional yang berkedudukan di Jerman yang menjadi rujukan bagi seluruh dunia. Indonesia kemarin turun 3 poin dari 40 ke 37. Itu sangat dahsyat, artinya kita mengalami tingkat korupsi di Indonesia,” paparnya.
Terkait isu-isu negatif yang kerap menimpa Jaksa Agung ST Burhanuddin, seperti mulai dari KTP ganda, isu ijazah atau riwayat pendidikan, hingga konspirasi penggantian Jaksa Agung. Yudi enggan berkomentar. “Kalau isu pribadi saya tidak bisa mengontari, nanti kita lihat saja pembuktiannya. Tapi, kinerja Kejagung dalam memberantas korupsi ada peningkatan dan itu saya sangat apresiasi,” katanya. (Red)
