DEJABAR.ID, CIREBON – Jika buka puasa bersama di masjid adalah pemandangan umum yang biasa ditemukan. Namun, bagaimana jika buka puasa bersama ini dilakukan di Vihara atau klenteng? Hal tersebut terjadi di Kota Cirebon, tepatnya di Vihara Dewi Welas Asih, Jalan Kantor Kota Cirebon, Minggu (12/5/2019). Di situ, diadakan buka bersama dengan mengundang tokoh-tokoh lintas agama dan kaum dhuafa di Vihara yang identik dengan agama Budha.
Buka puasa bersama tersebut diadakan oleh Panitia Bersama Sahur Keliling Bersama Ibu Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid, dengan tema “Dengan berpuasa kita padamkan kobaran api kebencian dan hoaks”. Kegiatan di Kota Cirebon ini merupakan tempat ke lima dari rangkaian 40 titik yang akan disinggahi di seluruh Indonesia.
Dalam kegiatan ini, Ibu Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid hadir memberikan tausiah di hadapan para kaum duafa dan tokoh lintas agama. Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati serta Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Hary Saputra Gani pun turut hadir.
Terdapat sekitar 300 kaum dhuafa yang diundang dan mendapatkan paket takjil dan nasi kotak untuk berbuka puasa. Selain itu, tamu-tamu undangan yang terdiri dari tokoh lintas agama, seperti dari Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, Ahmadiyah, Gusdurian, bahkan Syiah juga hadir. Mereka disuguhi dengan berbagai pertunjukan dari masing-masing agama, seperti tarian Barong Sai, tarian khas Hindu, paduan suara dari gereja, dan lain-lain.
Menurut ketua panitia, Haryono, kegiatan ini bertujuan untuk memadamkan suasana yang semakin panas pasca Pemilu 2019. Karena, banyak sekali bertebaran berita-berita hoaks dan ikatan kebencian yang muncul di dunia maya. Sehingga diharapkan, tidak akan terjadi di dunia nyata, terutama di Kota Cirebon.
“Kota Cirebon ini mempunyai multi etnik, suku, agama, dan budaya. Masyarakatnya sudah menjunjung tinggi toleransi,” jelasnya, Minggu (12/5/2019).
Haryono melanjutkan, bahkan tak hanya undangan saja yang lintas agama, kepanitiaan juga berasal dari lintas agama, yang merupakan generasi milenial. Sebab, biasanya jika ada kegiatan-kegiatan lintas agama seperti ini dilakukan oleh panitia yang sudah berusia dewasa. Dan sekarang, ini merupakan tantangan bagi para generasi milenial untuk membuat acara lintas agama.
“Kita di Kota Cirebon panitianya generasi milenial semua dan dari lintas agama. Karena mau regenerasi agar generasi milenial bisa menggelar acara yang besar berbasis lintas agama,” pungkasnya.(Jfr)