DEJABAR.ID, MAJALENGKA-Pemerintah Desa Mekarmulya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, terus berkomitmen meningkatkan keterampilan masyarakat terutama pemuda. Tentunya dengan menyesuaikan potensi lapangan pekerjaan pada daerah setempat.
Misalnya, meningkatkan kompetensi angkatan kerja sektor pariwisata di Kabupaten Majalengka, mengingat industri pariwisata di daerah tersebut terus menunjukkan tren positif seiring dengan hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Kepala Desa Mekarmulya, Oom Tarkam mengatakan, terkait hal tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Dream Institut menggelar kegiatan wisata edukasi kampung Inggris di Pare, Kediri.
Dreams Institute, kata dia, merupakan sebuah lembaga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) kerjasama dengan pemerintahan Desa Mekarmulya, melalui anggaran dana desa bidang pemberdayaan tahun 2018.
Sementara, lanjut Oom, untuk pesertanya sebanyak 20 orang yang terdiri dari warga Desa Mekarmulya dan siswa SMA serta mahasiswa.
“Hal tersebut kami lakukan sebagai upaya penyiapan SDM unggul desa terdampak Bandara Kertajati. Untuk pelaksanaan sendiri, dari tanggal 24 Desember 2018 sampai tanggal 6 Januari 2019,” katanya, Kamis (27/12/2018).
Selain itu, menurutnya, saat ini pemerintah desa juga terus berdialog dan berinteraksi dengan berbagai pihak, terutama kalangan pendidikan dan dunia usaha guna membuka peluang kerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di Mekarmulya.
Kerja sama semacam tersebut, menurutnya, guna memastikan peserta pelatihan bisa beradaptasi akibat dampak dari BIJB terutama di dunia kerja.
Sementara itu, Direktur Dream Institut, Herdis mengungkapkan, pihaknya menyambut baik kerja sama tersebut.
“Kami ingin membantu meningkatkan kompetensi anak muda Mekarmulya, khususnya di sektor bahasa Inggris,” ungkap Herdis.
Menurut dia, bahasa Inggris merupakan bahasa global yang hampir dipergunakan seluruh negara di dunia sebagai bahasa komunikasi untuk berbagai kebutuhan. Seperti ekonomi, politik, budaya dan ilmu pengetahuan serta lainnya.
“Namun, saat ini kemampuan SDM di Indonesia, khususnya Majalengka masih minim. Hal ini yang membuat SDM kita kurang begitu bersaing dengan SDM dari negara lain. Majalengka, yang berada dekat dengan Bandara dipastikan akan sangat ketat persaingan dunia kerja,” imbuhnya.
Ketrampilan SDM Tenaga Kerja Asing (TKA) yang mumpuni dalam bahasa asing atau bahasa Inggris, sambung dia, membuat lebih banyak diterima dunia kerja profesional dibanding tenaga kerja lokal.
“Berdasarkan data dari English First (EF), di ASEAN, negara Singapura, Malaysia dan Pilipina merupakan negara dengan indeks Bahasa Inggris tertinggi,” tandasnya.(jja)
Leave a Reply