DEJABAR.ID, SUBANG-Persoalan membangkitkan ekonomi desa, sejak kemerdekaan nampaknya hanya wacana belaka, karena secara struktur dan finansial belum menyentuh akar permasalahan membangkitkan ekonomi desa.
“Sekarang arah itu sudah dipertajam dimana pemerintah telah menyiapkan payung hukum membangun korporasi desa dalam kegiatan ekonomi desa, dan sekaligus menyiapkan modal dalam bidang finansial guna membiayai kegiatan ekonomi desa” ujar Lukman Basri, salah seorang dari anggota Dewan Rempah Indonesia (DRI) kepada Dejabar.id, Kamis siang (14/2/2019).
Menurutnya, untuk menghidupkan ekonomi desa, semua output dari kegiatan ekonomi desa dapat memenuhi persyaratan terms & conditions dalam dunia pasar global yang sifatnya serba kompetitif.
“Untuk memenuhi persyaratan itu, pemerintah hendaknya tidak sekedar memberikan infra dan supra structure. Juga menyiapkan supervisi tentang brain structure berupa terms & conditions yang mendapat rekoqnisi pasar global,” katanya.
Dikatakan Lukman, persyaratan memenangkan persaingan di arena pasar global. WTO telah mendefinisikannya ke dalam beberapa kreteria; diantaranya sustainability, tradeability, accesibility, traceability,and hieginity.
Karena itu kementerian teknis harus melakukan disseminasi kepada usaha desa. Bukan bersifat protektif yang mengarah kepada pemberian subsidi-dumping-yang dilarang WTO.
Lukman Basri menambahkan, kehadiran BUM Desa, tidak ujug ujug lahir tanpa sejarah. Jauh sebelumnya usaha unit desa bermula dari asal otonomi pada era kolonial Belanda yang tidak mau pusing, kegiatan ekonomi desa diserahkan sepenuhnya kepada desa untuk mengatur desanya.
Selain itu Lukman Basri juga mengatakan, lahirnya Undang-Undang Desa perlu pendekatan hubungan konseptual melalui penalaran pikiran yang konstruktif
Lukman Basri juga mengaku, bersama dengan anggota DRI pernah mengadakan audiensi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) pada tahun 2016 yang saat itu, ditemui oleh staf KSP Bambang Suryadi dan Ariani Djalal.
“Pada saat itu kami sepakat untuk membentuk Relawan Rempah yang terus berkegiatan mendorong pertumbuhan komoditi rempah. Salah satunya acara penyelenggaraan diskusi-diskusi, konfrensi selama 5 hari beserta pameran PEKAN POROS MARITIM BERBASIS REMPAH di Semarang pada tahun 2017.
Dan saat ini pendekatan “down-top” dengan Galuh Pakuan Subang semoga bisa menjadi harapan menghidupkan kejayaan rempah Indonesia sebagaimana harapan Presiden Jokowi.
” Kita sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Galuh Pakuan Subang dalam dalam menghidupkan kembali tanaman rempah dan rencananya juga pertanyaan Maret 2018 Presiden Jokowi akan melakukan Tanam Benih Sereh di lokasi tanaman yang diCanangkan Galuh Pakuan Subang”pungkas
Lukman Basri.(Ahy)
Leave a Reply